Angelina Jolie Geram, Gaza seperti Penjara Terbuka dan Nyaris jadi Kuburan Massal

Angelina Jolie Geram, Gaza seperti Penjara Terbuka dan Nyaris jadi Kuburan Massal

Aktris Hollywood dan aktivis kemanusiaan, Angelina Jolie geram melihat kondisi gaza yang layaknya penjara terbuka dan nyaris menjadi kuburan massal-Angelina Jolie/kurier.at-

JAKARTA, DISWAY.ID-Bintang Holywood yang juga aktivis kemanusiaan, Angelina Jolie turut mengomentari konflik Palestina - Israel di Kota Gaza

Mantan istri Brad Pitt itu mengomentari serangan Israel bertubi-tubi hingga ribuan anak-anak, wanita di Palestina jadi korban. 

Angelina Jolie terdengar geram dengan peristiwa yang terjadi di Gaza.


Warga Palestina di antara reruntuhan kamp pengungsian, Jabalia, Gaza, usai diserang oleh Israel, 31 Oktober 2023-reuters/Anas al-Shareef-

BACA JUGA:7 dari 10 WNI Akan Dievakuasi dari Gaza, Kemenlu: 3 Memilih Bertugas di Rumah Sakit Indonesia

Angelina Jolie mengatakan bahwa Gaza sudah layaknya penjara terbuka selama 2 dekade dan segera menjadi kuburan massal.

"Ini adalah pemboman yang disengaja terhadap populasi yang terjebak dan tidak punya tempat untuk melarikan diri," kata Jolie. 

Sedikitnya 40 persen yang terbunuh adalah anak-anak yang tidak bersalah. 

BACA JUGA:Luncurkan Rudal Jarak 2000 KM ke Israel, Militan Syiah Houthi Deklarasi Perang Dukung Palestina

"Seluruh keluarga dibunuh, sementara dunia menyaksikan dan dengan dukungan aktif dari banyak negara, jutaan warga sipil Palestina – anak-anak, perempuan, keluarga – secara kolektif dihukum dan tidak manusiawi."

"Dan tidak mendapatkan makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan yang bertentangan dengan hukum internasional," kata Angelina Jolie dalam unggahan akun instagramnya, @angelinajolie, Rabu 1 November 2023. 

Menurut bintang Maleficent itu, penolakan genjatan senjata adalah kejahatan dimana yang terlibat adalah pemimpin dunia.

BACA JUGA:Ada Aksi Damai Bela Palestina di Kedubes AS, 10 Keberangkatan KA Jarak Jauh Diatur dari Jatinegara

"Dengan menolak menuntut gencatan senjata kemanusiaan dan menghalangi Dewan Keamanan PBB untuk memaksakan gencatan senjata kepada kedua belah pihak, para pemimpin dunia terlibat dalam kejahatan-kejahatan ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: