Media Israel Kuliti Kemelut PBNU yang Desak Gus Yahya Mundur dari Ketum, Singgung Nama Peter Berkowitz

Media Israel Kuliti Kemelut PBNU yang Desak Gus Yahya Mundur dari Ketum, Singgung Nama Peter Berkowitz

Media Times of Israel ikut menyoroti kemelut di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tengah mendesak ketua umum Yahya Cholil Staquf, mundur dari jabatan.-Dok. PBNU-

JAKARTA, DISWAY.ID - Media Times of Israel ikut menyoroti kemelut di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tengah mendesak ketua umum Yahya Cholil Staquf, mundur dari jabatan.

Media Israel itu menyebut Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, telah meminta ketuanya untuk mengundurkan diri karena mengundang seorang cendekiawan AS yang dikenal mendukung Israel selama perang Gaza ke sebuah acara internal pada Agustus, menurut ringkasan rapat yang dilihat oleh Reuters.

Pimpinan NU, yang juga merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dengan sekitar 100 juta anggota dan afiliasi, memberikan waktu tiga hari kepada Ketua Yahya Cholil Staquf untuk mengajukan pengunduran diri atau dicopot dari jabatannya, menurut risalah rapat pada Kamis.

BACA JUGA:Ramai Narasi Gus Yahya Ditekan Mundur dari Ketum PBNU, Isu Pusaran Tambang dan Israel Jadi Pemicu

NU menjadikan undangan Gus Yahya kepada seseorang yang “berafiliasi dengan jaringan Zionisme internasional” dalam acara internal serta dugaan salah kelola keuangan sebagai alasan pencopotan.

Gus Yahya, yang menjabat ketua NU sejak 2021, belum memberikan komentar saat dimintai tanggapan.

Pejabat NU Najib Azca mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan tersebut berkaitan dengan undangan Gus Yahya kepada mantan pejabat dan cendekiawan AS Peter Berkowitz untuk acara pelatihan pada Agustus.

BACA JUGA:Ketum PBNU Gus Yahya Sentil Banyak Pejabat Ngaku NU: Termasuk Natalius Pigai!

Gus Yahya telah meminta maaf atas undangan tersebut dan menyebutnya sebagai kelalaian karena tidak memeriksa latar belakang Berkowitz secara cermat, seraya menambahkan bahwa ia mengecam “tindakan genosida brutal Israel di Gaza.”

Israel dengan keras membantah tuduhan genosida dalam kampanye militernya terhadap Hamas yang diluncurkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang.

BACA JUGA:Muncul Wacana Libur Sekolah Satu Bulan Ramadan, Gus Yahya Angkat Bicara

Sosok Peter Berkowitz

Berkowitz kerap menulis dukungan terhadap kampanye Israel di Gaza, menurut situs webnya, termasuk artikel pada September yang bertujuan membantah tuduhan genosida terhadap Israel. Ia sebelumnya berbicara di seminar NU tentang sejarah pemikiran politik Barat pada Agustus, menurut situsnya.

Berkowitz tidak segera menanggapi email permintaan komentar yang dikirim di luar jam kerja.

Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel dan secara rutin mengecam tindakan Israel di Gaza.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads