Kabar Baik Buat Orang yang Kehilangan Indera Perasa Setelah Covid, Cepat Datang ke Pasar!
Kasus Covid-19 di Indonesia naik setelah kemunculan varian baru Eris EG.5 di Singapura-pikisuperstar-Freepik
JAKARTA, DISWAY.ID - Hilangnya penciuman dan rasa adalah gejala COVID-19 yang paling umum.
Biasanya orang yang sudah sembuh dari virus tidak lagi menunjukkan gejala tersebut. Namun, dalam kasus tertentu, tanda-tanda ini mungkin muncul kembali atau tidak pernah hilang.
Meski ditemukan pada populasi kecil, efek samping ini mungkin menetap di tubuh selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan seumur hidup.
BACA JUGA:KPK Cegah 2 ASN Kemenkes ke Luar Negeri, Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan APD Covid-19
Akan tetapi ada kabar baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan, prosedur non-invasif selama 10 menit dapat membantu memulihkan kondisi tersebut.
Prosedur ini melibatkan penerimaan suntikan kombinasi anestesi dan steroid langsung ke ganglion stellate (sekelompok saraf yang ditemukan di leher yang merupakan bagian dari sistem saraf simpatik).
Adam Zoga, penulis utama studi ini dan profesor radiologi muskuloskeletal di Jefferson Health, Philadelphia mengatakan:
“Kami cukup menusukkan jarum berukuran 25 ke leher.” “Pasien merasakan cubitan sesaat, dan itu saja.”
Penelitian yang dilakukan terhadap total 54 pasien ini menyimpulkan bahwa ramuan tersebut sangat efektif menyembuhkan gejala long covid. Hampir 60 persen orang yang dilibatkan dalam penelitian ini mulai mengalami perbaikan gejala hanya dalam satu minggu setelah menerima suntikan.
BACA JUGA:Ada Sprindik, KPK Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan APD Covid di Kemenkes
Mengapa COVID mempengaruhi rasa dan bau?
Cornovirus menargetkan sistem pernapasan, oleh karena itu, salah satu gejala COVID-19 yang paling umum adalah hilangnya penciuman dan rasa. Ini juga merupakan salah satu ciri penyakit yang paling membedakan. Ini karena ini membantu Anda membedakan antara flu biasa dan infeksi virus corona.
Jika gejalanya ringan, gejala tersebut cenderung menetap di tubuh orang yang terinfeksi paling lama dua minggu. Jika gejala tersebut bertahan lebih lama dari itu, berarti orang tersebut mengalami Parosmia (suatu kondisi di mana gejala seperti hilangnya penciuman dan rasa bertahan di tubuh selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun).
Orang yang menderita Parosmia mengalami gangguan kemampuan penciuman sehingga menghambat aktivitas sehari-hari mereka. Beberapa orang melaporkan adanya rasa tidak suka terhadap makanan yang mereka sukai sebelum terinfeksi COVID-19.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: