Overdosis Obat di Kalangan Ibu Hamil Telah Meningkat, Kok Bisa?

Overdosis Obat di Kalangan Ibu Hamil Telah Meningkat, Kok Bisa?

peneliti dari National Institute on Drug Abuse-John Looy-Unsplash

JAKARTA, DISWAY.ID - Sebuah penelitian baru-baru ini mengharuskan adanya intervensi karena adanya peningkatan yang mengejutkan dalam kasus overdosis obat di kalangan wanita hamil dan pasca melahirkan.

Antara tahun 2019 dan 2021, kasusnya meningkat ke tingkat yang tidak terbayangkan.

Faktanya, 17.000 kasus kematian, termasuk wanita hamil dan nifas, dipelajari oleh para peneliti dari National Institute on Drug Abuse.

BACA JUGA:Diam-diam Tasyi Athasyia Hamil Anak ke-4, Usia Kandungan Sudah Masuk 8 Bulan: Sebentar Lagi Kita Ketemu

Ditemukan bahwa perempuan berusia antara 35 dan 44 tahun menyumbang lebih dari tiga kali lipat rasio kematian, jika dibandingkan dengan perempuan lain.

Meskipun penelitian tidak menunjukkan alasan spesifik, ada beberapa teori. Hal yang paling kuat adalah menyoroti tidak adanya perawatan yang diperlukan bagi ibu setelah melahirkan.

Hal ini memprihatinkan sebagian besar orang, meskipun hanya sedikit upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Alasan lain yang melatarbelakanginya adalah kurangnya empati dan rehabilitasi bagi perempuan pengguna narkoba pada umumnya.

BACA JUGA:MU Ratapi Keterpurukan di Liga Champions, Real Madrid dan Arsenal Tampil Perkasa!

Stigma di balik penggunaan narkoba menghalangi mereka untuk mencari bantuan yang memadai dalam situasi ini, sehingga menyebabkan overdosis dan berpotensi kematian.

Kematian akibat Overdosis Narkoba: Penjelasan lebih lanjut dieksplorasi

Dalam sepuluh tahun terakhir, kasus kematian akibat overdosis obat-obatan telah meningkat melampaui kendali, dan ada beberapa alasan di baliknya.

Mengingat data beberapa tahun terakhir, kita akan melihat peningkatan nyata dalam penggunaan opioid dan jumlah kematian akibat penggunaan opioid.

Salah satu alasan utamanya mungkin adalah meningkatnya tingkat isolasi sosial lintas generasi selama dan pasca pandemi COVID-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: