Berat Badan Turun Usai Puasa Intermiten Bisa Pengaruhi Aktivitas Otak, Penelitian Ungkap Faktanya

Berat Badan Turun Usai Puasa Intermiten Bisa Pengaruhi Aktivitas Otak, Penelitian Ungkap Faktanya

Berat Badan Turun Usai Puasa Intermiten Bisa Pengaruhi Aktivitas Otak, Penelitian Ungkap Faktanya-rawpixel.com-Freepik

JAKARTA, DISWAY.ID - Penelitian terbaru menyebut penurunan berat badan dengan puasa intermiten dapat mengubah aktivitas otak secara drastis terkait kecanduan dan nafsu makan.

Menurut South West News Service, pembatasan energi intermiten (IER) dapat menyebabkan perubahan signifikan pada flora usus dan aktivitas otak, dengan hasil yang menguntungkan dan merugikan.

Melansir dari laman Sportskeeda, hal ini ditemukan oleh peneliti di Institut Manajemen Kesehatan di Beijing.

BACA JUGA:Penelitian Ungkap Gen Z Mengalami 'Kecemasan Menu', Bingung Pilih Mau Makan Apa

Dalam dua bulan, peserta kehilangan rata-rata hampir 7,5 persen dengan mengganti hari puasa dengan makan teratur.

Setelah IER, diamati adanya penurunan aktivitas area otak yang terkait dengan manajemen rasa lapar dan kecanduan.

Bagaimana penelitian tentang puasa intermiten dilakukan?

Setiap peserta penelitian menjalani dua tahap diet: satu disebut puasa "kontrol tinggi" dan satu lagi disebut sebagai puasa "kontrol rendah".

BACA JUGA:6 Manfaat Penting Minyak Ikan Menurut Penelitian, Nomor 5 Paling Berpengaruh

Ahli diet memberikan makanan kepada para peserta selama 32 hari selama fase kontrol tinggi, secara bertahap mengurangi jumlah kalori hingga sekitar 25 persen dari kebutuhan energi harian mereka.

Setelah itu, mereka menjalani fase puasa rendah terkontrol selama 30 hari di mana mereka diberi daftar makanan yang disarankan yang akan memberi pria 600 kalori per hari dan wanita 500 kalori per hari.

Temuan tersebut diperoleh dengan memeriksa sampel tinja dari 25 pria dan wanita Tiongkok yang mengikuti diet IER.

Para peserta kehilangan rata-rata sekitar 17 pon—kira-kira 7,8 persen dari rata-rata berat badan mereka, setelah puasa ini.

BACA JUGA:Mengunjungi Museum Bisa Bikin Umur Panjang, Benarkah? Penelitian Ungkap Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: