UNHAN dan IPSI Dorong Modernisasi Pertahanan Komprehensif di Indo-Pasific
UNHAN dan IPSI Dorong Modernisasi Pertahanan Komprehensif di Indo-Pasific-Dok IPSI-
BACA JUGA:Menteri Pertahanan Rusia Baru Muncul Setelah Pasukan Wagner ke Belarusia
Ini menyambung topik terakhir mengenai perkembangan teknologi pertahanan sebagai antisipasi perang non-konvensional.
Kondisi yang tidak stabil di kawasan Indo-Pasifik dan rencana pemindahan ibukota ke Nusantara mendesak para pembuat kebijakan pertahanan dan luar negeri untuk mengevaluasi strategi nasional.
Faktor demografi dan geografis IKN yang masuk dalam wilayah lintas tembak rudal jelajah dan pesawat pembom milik AS dan RRT meningkatkan kerentanan posisi IKN jika sewaktu-waktu terjadi perang terbuka.
Apalagi kedepannya kita masuk fase perang generasi ke-5 yang banyak mengandalkan teknologi modern seperti rudal hipersonik, microchip, dan space security.
Sementara itu, kondisi militer Indonesia yang under-balanced dengan hanya 65% tingkat kekuatan esensial minimum menuntut strategi akuisisi teknologi militer terkini yang cepat dan efektif, dengan tetap memperhatikan interoperabilitas.
Karena itu, FGD menyerukan kepada Pemerintah untuk cepat beradaptasi salah satunya melalui teknologi.
Menutup diskusi, FGD sepakat bahwa meskipun menyimpan banyak potensi ekonomi, wilayah Indo-Pasifik sangat rentan dari aspek keamanan dan pertahanan.
Karena itu, kesiapan Indonesia perlu ditingkatkan. Salah satunya melalui modernisasi pertahanan komprehensif yang berbasis perubahan karakter perang, reformulasi doktrin pertahanan dan keamanan negara, penguatan kapasitas SDM pertahanan.
Khususnya pada aspek science, technology, engineering, and mathematics (STEM) dan peningkatan kemampuan domestik untuk produksi alat kebutuhan militer yang lebih transparan, akuntabel, dan bertata-kelola yang baik salah satunya melalui dukungan kajian strategis dan insentif fiskal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: