Mengenal Wa Nini, Guru dengan Predikat Master Teacher Ciptakan Modul Anti-Bullying

Mengenal Wa Nini, Guru dengan Predikat Master Teacher Ciptakan Modul Anti-Bullying

Kurikulum Merdeka-Guru membuat modul perundungan sejalan dengan Kurikulum Merdeka-Master Teachers

Setelah menjabarkan permasalahan dari berbagai referensi dan pengalaman nyata, silabus tersebut juga menjabarkan strategi mencegah perundungan dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Kemudian, silabus yang sudah lengkap disusun dalam bentuk tayangan presentasi dan handout sebagai materi sosialisasi.

BACA JUGA:Kemenag Gelar Pelatihan Kurikulum Merdeka : Penting, Sebagai Respon Terhadap Perkembangan Zaman

Isi atau Materi Modul

Sebagai bagian dari implementasi modul yang telah disusun, Wa Nini dan teman-teman melakukan simulasi beberapa skenario perundungan melalui role-play kepada guru dan siswa yang mengikuti sosialisasi anti perundungan.

Skenario yang disosialisasikan kepada peserta merupakan hasil dari berbagai referensi perundungan di dunia nyata, termasuk body shaming, kekerasan verbal, perundungan siber, candaan kasar, sampai kekerasan fisik dan psikis. Pada akhir sesi role-play, para peserta sosialisasi perundungan melakukan refleksi masalah dari sudut pandang korban, saksi, pelaku, keluarga atau teman agar mereka dapat mengetahui sikap apa saja yang harus diambil ketika perundungan terjadi.

Agar implementasi pencegahan perundungan makin terarah, modul perundungan memetakan tiga lingkungan utama, yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat yang saling berperan sebagai agen perubahan.

Keluarga menjadi pendidikan pertama dan utama yang wajib memberikan rasa aman dan nyaman sekaligus mengontrol akses informasi yang berpotensi memicu tindakan perundungan masing-masing anggota keluarga.

Kemudian, sekolah harus membentuk TPKK lingkungan satuan pendidikan dengan membuat alur informasi perundungan dari pelaporan korban dan saksi agar perundungan tidak berkelanjutan.

Dalam lingkungan masyarakat, pergaulan anak di luar sekolah dan rumah yang lebih kompleks dapat dikontrol dengan kedekatan emosional antara anggota keluarga.

Program TLC yang dijalankan oleh PSF-SDO berusaha melengkapi para Master Teacher dengan kompetensi untuk menentukan pelatihan apa yang dibutuhkan oleh para guru penerima manfaat di masing-masing daerah berdasarkan tantangan yang mereka alami.

TLC juga hadir berperan untuk menanggapi isu-isu nasional terkini, terutama dari sektor pendidikan yang menjadi catatan perhatian bagi pemerintah.

Menanggapi perundungan yang makin marak, PSF-SDO melalui program TLC melakukan perubahan pada paradigma guru dengan melatih guru-guru menjadi fasilitator handal sebagai perpanjangan tangan dalam pencegahan perundungan.

Selain Modul Perundungan, para Master Teacher juga menyusun berbagai modul lainnya yang dirancang sejalan dengan IKM, sehingga kontekstual dan bisa mendukung target capaian pengajaran, seperti: Mudahnya Membuat Penelitian Tindakan Kelas, Desain Pembelajaran Abad 21, Model Pembelajaran Cooperative Learning, Bersahabat dengan Laboratorium, Literasi Numerasi dalam P5, Implementasi Kurikulum Merdeka, Pembelajaran Berdiferensiasi, Media Pembelajaran Matematika Aktif dan Menyenangkan, P5 dalam IKM, dan Literasi Numerasi dalam Pembelajaran.

Modul pelatihan yang dibuat oleh para Master Teachers tidak hanya mencakup landasan akademis yang bertujuan membuat suasana kelas menjadi interaktif, tetapi juga pendidikan karakter yang bertujuan meningkatkan kualitas para siswa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: putera sampoerna foundation (psf)

Berita Terkait

Close Ads