7 Pegawai PT Chandra Asri Diperiksa Terkait Dugaan Kebocoran Kimia Hingga Pencemaran Udara

7 Pegawai PT Chandra Asri Diperiksa Terkait Dugaan Kebocoran Kimia Hingga Pencemaran Udara

Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Banten, AKBP Condro Sasongko.-radarbanten-

SERANG, DISWAY.ID-- Tujuh pegawai PT Chandra Asri Petrochemical diperiksa penyelidik Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Ditreskrimsus Polda Banten.

Mereka menjalani pemeriksaan dengan kasus dugaan kebocoran kimia hingga pencemaran udara yang terjadi oleh PT Chandra Asri.

Pencemaran dirasakan warga sekitar pabrik, sehingga mengalami keluhan kesehatan.

BACA JUGA:Pendaftaran Mahasiswa Baru PTKIN 2024 Mulai Dibuka 22 Januari Ini, Cek Jalur dan Linknya

Pabrik kimia tersebut berlokasi di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten.

“Ada tujuh orang dari internal (pegawai PT Chandra Asri) yang sudah dimintai keterangan,” ujar Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Banten, AKBP Condro Sasongko dikutip dari Radar Banten (Disway national Network), Selasa 23 Januari 2024.

Selain tujuh pegawai PT Chandra Asri, penyelidik juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang masyarakat yang diduga terdampak kebocoran kimia dan pencemaran udara.

“Ada 10 masyarakat terdampak yang juga telah dimintai keterangan,” kata Condro.

Condro menjelaskan, pihaknya saat ini sedang mencari peristiwa pidana dalam dugaan pencemaran udara yang dilakukan oleh perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia tersebut.

“Kita sedang melakukan penyelidikan (terkait dugaan pencemaran udara PT Chandra Asri),” ujar perwira menengah Polri ini.

BACA JUGA:Setelah Drama 3 Kali Pindah Tempat, Inilah Lokasi Acara Desak Anies di Jogja

Condro mengatakan, dalam proses penyelidikannya, Subdit Tipidter, Ditreskrimsus Polda Banten, tidak sendiri. Sebab, pihak Kementerian Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Banten, Satbrimobda Banten bagian radiologi, dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri juga turut dilibatkan.

“Penyelidikan secara hukumnya dilakukan oleh Polda, tapi proses penyelidikannya dilakukan secara bersama-sama. Ada dari Kementerian dan Puslabfor (di antaranya),” katanya.

Condro mengaku, pihaknya belum mengetahui penyebab terjadinya dugaan pencemaran udara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: