Cerita Prabowo Subianto Pernah Berlutut di Ujung Tempat Tidur Gus Dur, Sampai Menangis Putus Asa

Cerita Prabowo Subianto Pernah Berlutut di Ujung Tempat Tidur Gus Dur, Sampai Menangis Putus Asa

Dalam acara Pidato Kemenangan di Istora Senayan, Rabu (14/2/2024), Prabowo Subianto bercerita soal kedekatannya dengan para Presiden Indonesia. Satu hal yang menarik adalah soal hubungan dirinya dengan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. "Saya dulu---Dok. Istimewa

Lebih lanjut, dijelaskan Prabowo melakukan adanya pembicaraan khusus dengan Gus Dur.

Kisah pertemuan Prabowo dan Gus Dur dijelaskan lebih detail oleh penulis bernama Greg Barton dalam bukunya yang berjudul 'Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President (2022:239)'.

Barton mencatat bahwa Prabowo datang dengan konvoi kendaraan militer ke Ciganjur pada tengah malam, tepatnya pukul 02.00 pada tanggal 15 Mei.

Di sana, anak dari Sumitro Djojohadikusumo ini diizinkan untuk masuk ke dalam kamar Gus Dur yang sedang tertidur lelap.

BACA JUGA:Siskaeee Ikut Nyoblos, TPS Tahanan PMJ Menang Prabowo-Gibran

"Prabowo berlutut di ujung tempat tidur dan memijat-mijat kaki Gus Dur," tulis Barton.

Tak lama kemudian, "Gus Dur pun terbangun dan Prabowo segera menangis putus asa dalam upayanya meyakinkan bahwa dia adalah korban fitnah. Dia menegaskan bahwa tidak terlibat dengan kekerasan, meskipun cerita tersebut mencoreng citranya dan tersebar di kota."

Gus Dur memberikan tanggapannya yang khas.

"Itulah yang terjadi ketika seseorang tidak bisa mengendalikan diri," ucap Gus Dur kepada Prabowo.

BACA JUGA:Ternyata Ini 'Jasa' Mayor Teddy yang Pernah Dilakukan ke Raffi Ahmad

Akan tetapi Prabowo merasa tidak puas dengan respons Gus Dur itu, lantaslah dia segera pulang.


Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com --

Menurut Greg Barton, "orang" yang dimaksud oleh Gus Dur bersifat masih sangat ambigu.

Hal itu karena ucapan tersebut bisa ditujukan pada aktor kerusuhan atau bahkan Prabowo sendiri.

"Prabowo pergi ke Ciganjur dengan harapan mendapat simpati dari Gus Dur. Namun, kenyataannya, dia pergi tanpa ada jaminan seperti itu," tulis Greg Barton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: