Xi Jinping Bertekad Sapu Bersih Korupsi, 100 Pejabat Perbankan Dihukum Setahun Terakhir

Xi Jinping Bertekad Sapu Bersih Korupsi, 100 Pejabat Perbankan Dihukum Setahun Terakhir

Xi Jinping-Bertekad bersih-bersih korupsi di Partai Komunis Tiongkok hingga sektor perbankan-BBC/Getty Image

JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Tiongkok Xi Jinping bertekad memberantas korupsi.

Hal itu dimulai dari Partai Komunis Tiongkok dan dunia perbankan. 

Perburuan korupsi tiada henti dilakukan oleh Xi Jinping di Partai Komunis: Ketika fase terbaru dari tindakan keras anti-korupsi Xi Jinping menembus perbankan tingkat tinggi dan kekuatan roket nuklir elit, beberapa orang mempertanyakan kapan hal ini akan berakhir.

Hal ini rupanya telah menjadi bagian utama dari sistem pemerintahan pemimpin Tiongkok.

Dan, karena gerakan anti-korupsi telah digunakan untuk menyingkirkan siapa pun yang memiliki kecenderungan menyimpang dari cara kerjanya, Xi kadang-kadang digambarkan sebagai sosok yang tidak terkendali.

BACA JUGA:Wah, Gak Bahaya Tah? Penerjemah Xi Jinping Dihadang Petugas Keamanan BRICS

Namun ada juga yang tidak melihatnya seperti itu.

“Xi mungkin paranoid terhadap korupsi tingkat tinggi, namun ketakutannya bukan sekadar khayalan,” kata Andrew Wedeman, kepala Studi Tiongkok di Georgia State University, dikutip dari BBC. 

"Korupsi yang dia takuti tentu saja nyata. Mungkin juga benar bahwa Xi memanfaatkan tindakan keras ini untuk mendapatkan keuntungan politik,” jelasnya. 

Di bawah kepemimpinan Mao, filosofinya adalah bahwa korupsi dapat dikendalikan dengan memupuk rasa cinta terhadap Partai.

Dan melalui Partai Komunis Tiongkok lah kampanye-kampanye ini diluncurkan, dengan investigasi yang berkisar pada dugaan pelanggaran peraturan Partai Komunis Tiongkok.

Ini sebenarnya adalah masalah politik terorganisir di mana Partai Komunis Tiongkok menjalankan penyelidikan sesuai keinginannya.

Selama proses ini, tim dari Komisi Pemberantasan Korupsi yang ditakuti justru membuat orang menghilang.

“Xi ingin para pejabatnya bersih dan pekerja keras,” kata Deng Yuwen, yang pernah menjadi editor surat kabar berpengaruh Partai Komunis The Study Times.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bbc