Komnas Perempuan Soroti Angka Pernikahan Turun di Indonesia, Disebabkan Kasus KDRT Meningkat

Komnas Perempuan Soroti Angka Pernikahan Turun di Indonesia, Disebabkan Kasus KDRT Meningkat

Tiasri Wiandani selaku Komisioner Komnas Perempuan-Komnas Perempuan-

JAKARTA, DISWAY.ID - Angka pernikahan di Indonesia yang terus mengalami tren penurunan menjadi perbincangan hangat di media sosial beberapa hari terakhir.

Ini Artinya, semakin sedikit minat masyarakat terhadap sebuah komitmen untuk melakukan pernikahan.

Menanggapi fenomena tersebut, Tiasri Wiandani selaku Komisioner Komnas Perempuan kemudian angkat bicara. 

BACA JUGA:Rekomendasi 45 Kata Terbaik untuk Membuat Kartu Ucapan Selamat Bulan Suci Ramadhan 2024

BACA JUGA:Rasulullah SAW Pernah Baca Doa Pendek Ini Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Umat Muslim Merapat!

Menurut Tiasri Wiandani, fenomena turunnya angka pernikahan di Indonesia disebabkan karena tingginya kasus KDRT dan juga biaya hidup yang semakin meningkat. 

Sehingga, banyak masyarakat yang memilih untuk menunda pernikahan.

" Karena mungkin mereka yang saat ini memilih tidak menikah dengan segala pertimbangan baik dalam situasi bagaimana angka kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat, juga bagaimana situasi kehidupan sosial ekonomi yang semakin sulit," kata Tiasri Wiandani saat dihubungi oleh disway pada Minggu 10 Maret 2024.

" Biaya pendidikan anak makin tinggi, dimana ini kan menjadi salah satu alasan-alasan kenapa ketika orang ingin memutuskan menikah menjadi tidak mudah untuk diputuskan," sambungnya.

BACA JUGA:Mau Puasa Jangan Lupa Mandi Wajib, Ikuti Niat dan Cara yang Benar

BACA JUGA:Hafalkan! Bacaan Niat Puasa Ramadhan Beserta Artinya, Jangan Salah Ucap

Selain karena tingginya angka KDRT dan biaya hidup terus meningkat, Tiasri Wiandani juga menyoroti masyarakat Indonesia yang kini sudah banyak yang sadar akan pilihan hidup masing-masing. 

Sehingga, menikah bukan lagi menjadi prioritas, tetapi juga ingin memperbaiki kualitas hidup.

" Sudah banyak kesadaran dari individu-individu salah satu pilihan hidup adalah untuk tidak menikah. Nah, kalo ini dibandingkan sama tahun-tahun lalu, stigma perempuan tidak menikah itu tidak laku, tua, dan dikultur masyarakat begitu negatif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: