Pemprov DKI Gandeng Jepang Gagas Pembangunan TOD, Terintegrasi MRT

Pemprov DKI Gandeng Jepang Gagas Pembangunan TOD, Terintegrasi MRT

Transit Oriented Development (TOD)-Pemprov DKI bekerjasama dengan Jepang-Perkim.id/Bing

Dikutip dari laman resmi Setkab RI, Transit Oriented Development atau lebih dikenal dengan sebutan TOD merupakan pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas yang mudah dengan berjalan kaki ataupun bersepeda serta dekat dengan pelayanan angkutan umum yang sangat baik ke seluruh kota.

Dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit, dijelaskan bahwa Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development adalah konsep pengembangan kawasan di dalam dan di sekitar simpul transit agar bernilai tambah yang menitikberatkan pada integrasi antarjaringan angkutan umum massal, dan antara jaringan angkutan umum massal dengan jaringan moda transportasi tidak bermotor, serta pengurangan penggunaan kendaraan bermotor yang disertai pengembangan kawasan campuran dan padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi.

TOD biasanya mencakup pemberhentian atau transit pusat seperti stasiun kereta api, terminal bus, maupun bandara yang di sekelilingnya didesain sebagai area campuran dengan kepadatan tinggi, di mana tingkat kepadatan dengan kepadatan sedang dan rendah menyebar dari pusat tersebut.

BACA JUGA:1.000 Sembako Jokowi Disebut Heru Budi Tak Terkait Sidang MK

Daerah yang terpadat dari TOD biasanya terletak dalam radius 400-800 meter di sekitar pemberhentian transit pusat, karena dianggap skala yang tepat untuk pejalan kaki.

Oleh karena itu, TOD harus ditempatkan pada jaringan utama angkutan masal, koridor jaringan bus/BRT dengan frekuensi tinggi, dan jaringan pegumpan bus (feeder bus) yang waktu tempuhnya kurang dari 10 menit dari jaringan utama angkutan massal.

Kawasan TOD seperti ini dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi publik.

Sehingga, mempermudah akses ke tempat-tempat tujuan dengan gaya hidup yang lebih baik.

Konsep TOD dianggap sebagai salah satu konsep perancangan kota yang berkelanjutan untuk masyarakat dan dapat menjadi salah satu alternatif perancangan kota untuk pertumbuhan perekonomian daerah.

Perkembangan kota yang berorientasi TOD berpotensi untuk mengurangi biaya transportasi rumah tangga dan mengatasi permasalahan lingkungan.

(Candra Pratama)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: