Jhonny Iskandar Meninggal Dunia, Pernah Mondok di Pesantren saat Masih Muda

Jhonny Iskandar Meninggal Dunia, Pernah Mondok di Pesantren saat Masih Muda

Jhonny Iskandar meninggal dunia-Ternyata pernah mondok di pesantren saat muda-Indonesian Film Center

JAKARTA, DISWAY.ID – Jhonny Iskandar meninggal dunia di usia 64 tahun.

Penyanyi dangdut kelahiran 20 Oktober 1960 itu memiliki berbagai karya yang legendaris.

Masyarakat mengenalnya sebagai pelantun Bukan Pengemis Cinta.

Wafatnya Jhonny pertama kali dikonfirmasi oleh salah seorang pengamat musik Stanley Tulung dalam unggahan di media sosial.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah berpulang seniman hebat, penyanyi Jhony Iskandar Jumat 10 Mei 2024 pukul 08.45. Semoga lapang jalanmu menuju keabadian sejati Bang Jhonny," tuis Stanley dalam unggahannya.

BACA JUGA:Kabar Duka! Penyanyi Senior Johny Iskandar 'Bukan Pengemis Cinta' Meninggal Dunia

Berikut profil dan biografi Jhonny Iskandar dalam kiprahnya di dunia musik dikutip dari Indonesian Film Center.

Profil Jhonny Iskandar

Biografi Singkat:

Ia adalah penyanyi dangdut yang sudah puluhan tahun malang melintang di jagad musik dangdut Indonesia.

Kaca mata berantai dan lengkingan suaranya menjadi ciri khas tersendiri yang menjadikannya unik.

Lagu yang menjadi hits dan terkenal sampai sekarang adalah "Pengemis Cinta".

Johny merupakan mantan personil Orkes Moral Pengantar Minum Racun atau PMR yang terkenal di akhir tahun 80-an.

BACA JUGA:Viral Perempuan Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu, Kok Bisa? Ini Penjelasan Dokter

Pernah Mondok di Pesantren

Siapa sangka, sang legenda pernah menghabiskan masa mudanya di pesantren.

Dikutip dari laman NU Online, sebagian masa mudanya dihabiskan di pesantren.

Pria kelahiran 1960 silam itu tercatat pernah mondok di Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo pada tahun 1973-1977.

Meski hanya 4 tahun, namun bagi Jhonny pengalaman di pesantren itu merupakan salah satu kenangan yang tidak terlupakan

BACA JUGA:Profil dan Biodata Dorman Borisman, Aktor Senior yang Meninggal Dunia Usai Amputasi

“Mondok di Genggong banyak kenangan yang masih lekat di ingatan saya. Misalnya kalau sedang baca burdah (syair tentang pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad SAW), pokoknya yang paling ramai itu karena bacaan burdah saya dangdutan,” katanya kepada NU Online saat itu, ketika ditemui di sela-sela sowan ke Pesantren Zaha Genggong.

Pria asli pulau Masalembu, Madura ini mengaku memilih nyantri di Genggong karena kebiasaan masyarakat di tempat asalnya.

Rata-rata tetangga seusianya banyak yang mondok di Pesantren Zaha Genggong.

Sejak nyantri itulah, bakat musih Jhonny kian terasah.

Bukan hanya menyanyi lagu dangdut, Jhonny juga memiliki kemampuan menjadi seorang qori’. Kemampuan itu makin terasah di Genggong. Bahkan belakangan ia diberi amanat untuk mengajar Qiroatul Qur’an kepada para santri.

Selama di Genggong, kemampuan vokal Jhonny juga disalurkan dengan menjadi vokalis grup zafin bernama Hijir Marawis Genggong.

BACA JUGA:Viral Gibran Teriak Kelaparan di Bojonggede, Pemilik Konten Minta Maaf pada Lurah

Selama mondok, grup zafin ini banyak diundang manggung di berbagai tempat.

Grup ini pun dikenal masyarakat penikmat lagu padang pasir masa itu.

Bersamaan dengan itu, aktivitasnya mengajar qira’ah, bersekolah dan mendampingi almarhum al-arif billah KH Hasan Saifourridzall, pengasuh ketiga Pesantren Zaha Genggong, sama-sama berjalan.

Yang tidak bisa dilupakannya dari nyantri di Genggong menurut Jhonny adalah saat ia dibaiat oleh KH. Ahmad Taufik Hidayatullah, salah satu pengasuh pesantren.

Karenanya, ijazah itu terus diamalkan oleh Jhonny. Pada tahun 1977, ia menyelesaikan masa mondoknya.

Ia lantas ikut orang tuanya yang dipindah tugaskan perusahaannya Continental Oil Company (Conoco) ke Jakarta.

Sambil sekolah SMA, kemampuan vokal terus ia kembangkan. Caranya, dengan membentuk grup musik beranggotakan 6 personil termasuk Jhonny sendiri.

Grup itupun sering manggung, bahkan ikut lomba.

Baik secara grup maupun individu, Jhonny selalu merebut juara lomba musik itu.

Karirnya mulai menemukan jalan, Jhonny makin terkenal saja sebagai pedangdut.

Secara tidak sengaja, Jhonny mempunyai tetangga yang bekerja sebagai penyiar radio Prambors yang terkenal di Jakarta saat itu.

Meski terkesan asal-asalan, bukan berarti konsep lagu yang diusung diciptakan sekenanya. Sebab personil grup musiknya mempunyai konsep lagu yang kaya. Hanya saja pilihan lagu yang dibawakan, harus berbeda dengan grup musik lain.

BACA JUGA:Kabar Duka! Aktor Dorman Borisman Meninggal Dunia di Usia 73 Tahun

Sayang, Jhonny rupanya tidak hafal berapa jumlah album dan lagu yang dihasilkan.

Kisah suksesnya makin lengkap dengan kehadiran 4 putra-putrinya. Yakni, Mohammad Hasan Dzikrullah, Indah Tawakkalni, Siti Saidah Iskandariah dan Siti Malikal Bilqis.

Tidak ingin sia-sia nyantri, ia juga membuat album untuk Pesantren Zaha Genggong. Sebagian lagu diciptakan KH. Hasan Saifourridzall, sebagian lagi oleh Jhonny yang sekaligus sebagai vokalisnya.

Dibagian akhir album yang terbit pada tahun 1980 itu, ada do’a khusus yang dibaca Kiai Hasan Saifourridzall.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: