Masihkah Fogging Efektif Basmi Nyamuk DBD? Ini Penjelasan Kemenkes
Nyamuk DBD-Kasus melonjak hingga berstatus KLB di sejumlah daerah-Freepik
Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan langkah pencegahan agar tidak terjangkit DBD.
BACA JUGA:Waspada Gejala Baru DBD, Dikeluhkan oleh Para Penyintas Covid-19
Untuk mencegah serangan nyamuk ini meluas, terdapat sejumlah langkah yang perlu dilakukan.
Mulai dari gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M (menutup, mengubur, dan mendaur ulang tempat penampungan air) hingga Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Selain itu, pencegahan DBD yang kerap dilakukan adalah metode fogging.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menilai bahwa fogging saat ini masih efektif membasmi nyamuk.
Sehingga, populasi nyamuk dengan cepat menurun.
BACA JUGA:Update Kasus DBD, Ini 5 Kabupaten Kota dengan Angka Kematian Tertinggi
Fogging atau pengasapan dilakukan sebagai salah satu metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
"Fogging efektif sebagai upaya penanggulangan saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi," ujarnya ketika dihubungi pada Senin, 13 Mei 2024.
Kendati demikian, perlu diperhatikan bahan aktif insektisida yang digunakan apakah masih rentan digunakan atau resisten.
Selain itu, metode ini hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, hingga puskesmas.
Imran menyarankan waktu yang tepat melakukan pengasapan ini, di mana nyamuk Aedes aegypti tengah beraktivitas.
"Sekitar pukul 06.00-11.00 WIB dan pukul 16.00-18.00 WIB," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: