Airlangga Hartarto Sebut Probabilitas Resesi Indonesia Rendah, Diangka 1,5 Persen

Airlangga Hartarto Sebut Probabilitas Resesi Indonesia Rendah, Diangka 1,5 Persen

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto -Intan Afrida Rafni-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menyebutkan probabilitas resesi Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara lainnya. 

Hal itu disampaikan langsung olehnya dalam paparan di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Percepatan dan Pra-Evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) di Ballroom Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Mei 2024.

BACA JUGA:Airlangga Sebut Ada 1.164 Kader yang Direkrut Partai Golkar

BACA JUGA:Satkar Ulama Indonesia Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Partai Golkar Lagi

Dia mengatakan saat ini probabilitas resesi Indonesia berada diangka 1,5 persen, yang artinya sangat kecil kemungkinannya bagi Indonesia mengalami penurunan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Bahkan angka tersebut juga mengalahkan negara-negara lain seperti zona Eropa yang berada diangka 40 persen, begitu pula dengan di Asia.

"Kalau dilihat dari apakah dengan terjadinya berbagai ketidakpastian negara kita akan mengalami resesi, dari berbagai survei, tombol mobilitas terendah, salah satu terendah di dunia dibandingkan negara lain," ujar Airlangga Hartarto 

BACA JUGA:Menko Airlangga Sebut Kartu Prakerja Adalah Penggerak Ekonomi Digital Indonesia

BACA JUGA:Terima Kunjungan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Stabilitas Geopolitik

"Bahkan Eropa Zone itu 40 persen, Thailand 30 persen, tapi Indonesia satu setengah persen," sambungnya.

Dalam paparan itu, Airlangga Hartarto juga menunjukan probabilitas resesi diberbagai negara, seperti Germany 60 persen, Italy 55 persen, Eurozone 40 persen, UK 40, South Africa 40 persen, Australia 32,5 persen.

Kemudian probabilitas resesi US dan Thailand diangka 30 persen, Prancis 22,5 persen, Rusia 17,5 persen, Mexico dan South Korea 15 persen, China 12,5 persen, Brazil dan Saudi Arabia 10 persen, Malaysia 5,0 persen, dan Indonesia 1,5 persen.

BACA JUGA:Menko Perekonomian Airlangga Tegaskan Pemerintah Tetap Waspadai Potensi Dampak Gejolak Geopolitik di Timur Tengah

BACA JUGA:Konflik Timur Memanas, Airlangga Hartarto: Pelaku Pasar Tetap Tenang dan Tidak Spekulatif!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: