Bukti Chat Rencana Rudapaksa Terhadap Vina Diungkap Keluarga: Polisi Bilang Kecelakaan Tunggal

Bukti Chat Rencana Rudapaksa Terhadap Vina Diungkap Keluarga: Polisi Bilang Kecelakaan Tunggal

Kakak kandung Vina, Marliana mengungkapkan bukti adanya tindak rudapaksa yang sudah direncanakan oleh pelaku.-Hasyim Ashari-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kakak kandung Vina, Marliana mengungkapkan bukti adanya tindak rudapaksa yang sudah direncanakan oleh pelaku.

Bukti tersebut diungkap saat proses persidangan berlangsung beberapa tahun lalu.

Pada isi chat dari pelaku disebutkan bahwa mereka sudah merencanakan untuk melakukan rudapaksa terhadap almarhum Vina.

BACA JUGA:Egianus Kagoya Menghilang Bersama Pilot Susi Air, OPM Papua Sibuk Sebar Ancaman dan Bantahan

BACA JUGA:2 Bulan Sejak Ancaman Eksekusi Pilot Susi Air, Egianus Kagoya Hilang Tanpa Kabar

"Waktu di pengadilan itu ada yang ngasih tau, saya denger sendiri dia bilang dari hp pelaku itu memang ada chatingan bahwa sudah direncanakan 'nanti keluar dari alun-alun kita giring kesini'," kata Marliana ditemui di Central Park, Jumat 17 Mei 2024.

Namun anehnya, keterangan dari pengadilan dengan temuan bukti chat pelaku, sangat berbeda seperti yang diungkapkan oleh pihak kepolisian.

Marliana mengatakan kalau pihak kepolisian yang datang ke rumahnya menyangkal kalau Vina telah diperkosa sebelum meninggal dunia. Polisi malah menyebutkan Vina tewas karena kecelakaan tunggal.

BACA JUGA:29 Warga Papua Tinggalkan OPM, Ungkap Dipaksa Bergabung Kelompok Pemberontak

BACA JUGA:Gudang Senjata Israel Tel Hashomer Habis Terbakar

"Tapi Polda yang kemaren dateng ke rumah itu bilang katanya mereka menyangkal. Katanya mereka bikin pernyataan baru bahwa si korban melintas dilemparin pake batu," tutur Marliana.

Oleh karena itu, Hotman Paris yang memberikan bantuan hukum terhadap keluarga Vina menilai adanya ketidakseriusan Polri untuk mengungkap 3 pelaku yang belum tertangkap.

"Jadi memang disini kami melihat ada ketidakseriusan untuk mengungkap 3 pelaku ini. Kelihatan jelas pelakunya ada 11 orang, keliatan jelas 8 pelaku itu mengakui 3 DPO ini," kata Hotman.

"Tapi kemudian mereka membantahnya sesudah dilimpahkan kasus ke Kejaksaan. Berarti ada pengaruh seseorang. Kedua, diumumkan 3 DPO ini tapi identitasnya tidak jelas," pungkas Hotman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: