Puskesmas di Daerah Terpencil Kini Dilengkapi Akses Internet Starlink, Input Data Imunisasi Lebih Cepat

Puskesmas di Daerah Terpencil Kini Dilengkapi Akses Internet Starlink, Input Data Imunisasi Lebih Cepat

Bahlil akui tak pernah bahas masuknya Starlink ke Indonesia, terutama terkait dengan teknis.--Instagram @starlink_idn

JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjalin kerja sama dengan Starlink, layanan internet yang disediakan oleh perusahaan SpaceX milik Elon Musk.

Tujuannya menyediakan akses internet yang cepat dan menjangkau seluruh puskesmas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).

Peresmian kerja sama ini dilaksanakan melalui uji coba di Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod, Denpasar, yang sekaligus menjadi lokasi peresmian kerja sama, dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Bungbungan, Klungkung, yang memiliki keterbatasan akses internet.

BACA JUGA:Starlink Resmi Meluncur di Indonesia, Budi Arie Minta Tetap Bayar Pajak dan Tak Ada Keistimewaan

Puskesmas Tabarfane di Kepulauan Aru, Maluku, yang sebelumnya tidak memiliki akses internet juga turut menjadi lokasi uji coba dan tersambung secara daring menggunakan jaringan Starlink.

Kehadiran Starlink diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia karena kemampuannya menjangkau lebih banyak puskesmas di area yang selama ini memiliki tantangan geografis.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kerja sama ini sangat penting untuk mendukung kemajuan layanan, khususnya puskesmas di tempat terpencil yang belum terjangkau internet.

BACA JUGA:Elon Musk Resmi Luncurkan Starlink di Indonesia

“Dari 10.000 puskesmas yang ada di Indonesia, sekitar 745 tidak memiliki akses internet sama sekali dan 1.475 memiliki akses internet yang terbatas. Semuanya tersebar di 7.000 pulau di Indonesia. Diharapkan mereka dapat akses internet yang layak sehingga layanannya tidak akan berbeda dengan Puskesmas yang ada di daerah perkotaan,” kata Budi.

Elon Musk yang datang dengan mengenakan Batik Bali berwarna hijau mengatakan, keberadaan Starlink akan membantu banyak masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses internet yang memadai.

“Saya sangat bersemangat untuk membawa konektivitas internet ke tempat-tempat yang konektivitas internetnya rendah. Internet seperti penyelamatan hidup karena dengan internet kita bisa belajar banyak hal,” kata Elon.

BACA JUGA:Layani Segmen Enterprise di Indonesia, Telkomsat dan Starlink Resmi Kerjasama

Saat ini, fasilitas layanan kesehatan di Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria, juga telah menggunakan Starlink.

Peluncuran dan uji coba Starlink juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Menurut Budi, peningkatan konektivitas internet dapat membuka akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan memudahkan akses komunikasi antar-daerah sehingga pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan bisa real time. Aktivitas ini juga mendukung agenda digitalisasi transformasi kesehatan Indonesia.

BACA JUGA:Ada Uji Coba Starlink di IKN, Menkominfo dan Tony Blair Institute Diskusikan Kerjasama

Uji coba tersebut untuk mengetahui pencatatan data imunisasi, skrining penyakit tidak menular (PTM), atau penimbangan balita secara digital oleh tenaga kesehatan (nakes) melalui Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Selanjutnya, data tersebut akan ditampilkan secara real time melalui dasbor ASIK.

Infrastruktur ini juga diharapkan dapat digunakan untuk layanan telemedisin, telekonsultasi, dan pemantauan pasien secara daring, sehingga masyarakat mendapatkan akses untuk layanan spesialis meski tinggal di daerah terpencil dan terluar.

BACA JUGA:Menkes Bertemu Elon Musk di Amerika, Starlink Pasok Akses Internet di Puskesmas Terpencil

Biaya untuk berlangganan dan pengadaan infrastruktur Starlink oleh puskesmas tidak menggunakan anggaran Kemenkes, tetapi menggunakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di bawah Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ditransfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah setiap tahunnya.

Untuk tahap awal, pengujian berlangsung di 3 lokasi yakni Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod Denpasar, Pustu Bungbungan Klungkung, dan Puskesmas Tabarfane, Kepulauan Aru, Maluku.

Berdasarkan video yang ditampilkan di layar, layanan internet Starlink membantu antar-fasyankes primer di daerah terhubung dengan baik.

Tak hanya itu, koneksi internet Starlink juga membantu proses pencatatan data imunisasi, skrining penyakit tidak menular (PTM), serta penimbangan balita secara digital di Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dapat dilakukan dengan cepat.

Dari hasil uji coba ini, Budi optimistis ke depan pelayanan kesehatan di seluruh puskesmas dan pustu dapat dapat saling terhubung, sehingga layanan yang diberikan antara fasyankes di kota dan daerah terpencil dan terluar memiliki kualitas sama dengan daerah lain.

BACA JUGA:Muhammad Husein dan Netizen Bongkar Kebohongan Elon Musk: Internet Gaza Bukan dari Starlink

“Kita memang memiliki 10.000 Puskesmas yang sekarang kita digitalisasi, agar layanan-layanan yang sebelumnya tidak bisa disampaikan di Puskesmas, yang sulit diakses oleh masyarakat, dengan adanya Starlink jadi bisa diakses, sehingga layanannya tidak jauh berbeda dengan wilayah perkotaan,” kata Budi.

Selaras dengan Menkes, Chief of DTO, Setiaji mengatakan penguatan konektivitas internet akan membuat akses layanan kesehatan menjadi lebih inklusif, artinya dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

“Saat ini (layanan kesehatan) banyak dinikmati di wilayah perkotaan, isunya terkait akses internet, sehingga nanti masyarakat khususnya yang ada di remote area bisa menggunakan akses internet untuk mendapatkan layanan kesehatan seperti telemedicine,” kata Setiaji. 

BACA JUGA:Telkomsat Dapat Hak Labuh Starlink dari Kominfo

Respons Puskesmas

dr. Christian Sihombing, Kepala Puskesmas Tabarfane menyampaikan bahwa selama ini daerahnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan jaringan internet.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes dan Elon Musk yang telah memberikan layanan internet di Puskesmas Tabarfane.

“Sebelumnya kami sangat kesulitan dalam menginput data-data layanan kesehatan, karena internet disini yang sangat lambat, oleh karena itu kami sering bepergian ke kabupaten/kota dengan jarak 200 mill yang ditempuh dengan jarak 2-3 jam menggunakan speedboat,” kata dr. Christian.

dr. Christian pun berharap program Starlink bagi fasyankes primer ini tidak berhenti ditengah jalan dan dapat terus berlanjut.

“Supaya kedepannya, kami mampu menginput layanan kesehatan dan input data kesehatan dengan cepat. Dan masyarakat disini sangat terbantu,” harapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: