Imbas Kecelakaan, Singapore Airlines Hentikan Layanan Makanan di Penerbangan Selama Turbulensi
Singapore Airlines mengalami turbulensi -20 masih di ICU, 1 meninggal-The Guardian
SINGAPURA, DISWAY. ID – Imbas kecelakaan yang menimpa Singapore Airlines (SIA) akibat turbulensi, maskapai kini menghentikan layanan makanan dalam penerbangan.
Layanan makanan dihentikan ketika tanda sabuk pengaman menyala di pesawat Singapore Airlines sebagai bagian dari upaya untuk mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengelola turbulensi di udara.
“Awak kabin juga akan duduk dan mengencangkan sabuk pengaman mereka ketika tanda sabuk pengaman menyala,” kata SIA pada 23 Mei sebagai jawaban atas pertanyaan dikutip dari The Star.
BACA JUGA:20 Penumpang Singapore Airlines Masih Dirawat di ICU Akibat Turbulensi, Ini Kata PM Singapura
Namun tidak seperti sebelnya – ketika hanya minuman panas yang dilarang selama turbulensi – peraturan baru ini mengharuskan semua layanan makanan dan minuman untuk berhenti ketika perjalanan menjadi bergelombang.
Langkah-langkah keamanan lainnya yang diterapkan saat kondisi cuaca buruk akan tetap diterapkan.
BACA JUGA:Turbolensi Hampir 2 Km Tewaskan 1 Penumpang Singapore Airlines di Atas Wilayah Myanmar
Hal ini termasuk meminta anggota kru untuk mengamankan barang-barang yang lepas di kabin, menyarankan penumpang untuk kembali ke tempat duduknya dan memasang sabuk pengaman, dan memantau penumpang yang mungkin memerlukan bantuan, seperti mereka yang berada di toilet.
Juru bicara maskapai tersebut mengatakan: “SIA akan terus meninjau proses kami karena keselamatan penumpang dan awak kami adalah yang paling penting,” tegas maskapai.
BACA JUGA:Ngiler! Perusahaan Untung Besar, Karyawan Singapore Airlines Kecipratan Bonus 8 Bulan Gaji
Pada tanggal 21 Mei, Penerbangan SQ321, yang menuju Singapura dari London, mengalami turbulensi ekstrem yang tiba-tiba di Cekungan Irrawaddy di Myanmar selama layanan sarapan. Seorang penumpang – Geoffrey Kitchen asal Inggris berusia 73 tahun – tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Pilot mengalihkan Boeing 777-300ER yang membawa 211 penumpang dan 18 awak ke Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada pukul 15.45 (16.45 waktu Singapura) setelah menyatakan darurat medis, sebelum melakukan pendaratan darurat.
BACA JUGA:Indonesia Sumbang 2 Medali Emas Ajang 'T100 World Triathlon Tour Singapore 2024'
Ini merupakan kecelakaan penerbangan SIA pertama yang memakan korban jiwa sejak kecelakaan SQ006 di Taiwan pada Oktober 2000.
Dalam pembaruan Facebook pada tanggal 23 Mei, SIA mengatakan 46 penumpang dan dua awak pesawat Penerbangan SQ321 masih berada di ibu kota Thailand untuk perawatan medis.
BACA JUGA:Juara di Singapore Open 2023, Anthony Ginting Tetap 'Lapar': Masih Ada yang Harus Dikejar!
Dr Adinun Kittiratanapaibool, direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, mengatakan ada total 40 pasien dari Penerbangan SQ321 di rumah sakit tersebut, 22 di antaranya mengalami cedera tulang belakang dan enam mengalami cedera otak dan tengkorak.
Dia menambahkan, 20 orang masih dirawat intensif di rumah sakit, meski tidak ada kasus yang mengancam jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: