Lagi! 12 Orang Luka-Luka saat Turbulensi, Kali Ini Pesawat Qatar Airways

Lagi! 12 Orang Luka-Luka saat Turbulensi, Kali Ini Pesawat Qatar Airways

Qatar Airways mengalami turbulensi menyebabkan belasan orang luka-luka--Bloomberg/CNN/Getty Image

JAKARTA, DISWAY.ID – Belum selesai kejadian kecelakaan pesawat Singapore Airlines yang mengalami turbulensi dan menyebabkan satu penumpang tewas, kali ini pesawat Qatar Airways mengalami hal serupa.

Sebanyak 12 orang terluka setelah penerbangan Qatar Airways dari Doha ke Dublin dilanda turbulensi pada hari Minggu 26 Mei 2024.

Pesawat mendarat di Dublin sesaat sebelum pukul 1 siang waktu setempat ditangani layanan darurat, termasuk polisi bandara serta departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan.

BACA JUGA:Imbas Kecelakaan, Singapore Airlines Hentikan Layanan Makanan di Penerbangan Selama Turbulensi

Menurut pernyataan dari Bandara Dublin, 6 penumpang dan 6 awak terluka dalam insiden tersebut, 8 di antaranya dibawa ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan.

Penerbangan Qatar Airways QR107 mengalami turbulensi saat terbang di atas Turki, kata pernyataan itu.

Bandara Dublin mengatakan pihaknya membantu penumpang dan staf dan operasinya tidak terpengaruh.

Penerbangan pulang pesawat ke Doha, penerbangan QR018, dijadwalkan berjalan sesuai perkiraan, meski keberangkatannya akan ditunda, kata pihak bandara.

BACA JUGA:Waspada! Rute Penerbangan Paling Rawan Turbulensi Pesawat di Dunia, Jepang dan China Termasuk

Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, Qatar Airways mengatakan bahwa penerbangan tersebut mendarat dengan selamat di Dublin, namun “sejumlah kecil penumpang dan awak pesawat mengalami luka ringan dalam penerbangan dan sekarang menerima perawatan medis.”

“Masalah ini sekarang sedang dalam penyelidikan internal,” lanjut pernyataan itu.

“Keselamatan dan keamanan penumpang dan awak kami adalah prioritas utama kami,” lanjut maskapai.

BACA JUGA:20 Penumpang Singapore Airlines Masih Dirawat di ICU Akibat Turbulensi, Ini Kata PM Singapura

Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah 104 penumpang terluka dan seorang pria dengan penyakit jantung tewas dalam penerbangan Singapore Airlines yang dilanda turbulensi parah.

Penerbangan SQ321 dari London ke Singapura terbang pada ketinggian 37.000 kaki pada hari Selasa ketika pesawat turun tajam sebelum naik beberapa ratus kaki, menurut data pelacakan penerbangan. Kemudian berulang kali turun dan naik selama sekitar satu menit.

BACA JUGA:Pesawat United Airlines Boeing 787-10 dari Israel Mengalami Turbulensi Ekstrem, 22 Penumpang Cedera

Mengapa turbulensi meningkat?

Sekitar 65.000 pesawat mengalami turbulensi sedang setiap tahunnya di AS, dan sekitar 5.500 mengalami turbulensi parah. Namun, angka-angka ini mungkin ditakdirkan untuk terus bertambah.

Paul Williams, seorang profesor ilmu atmosfer di Universitas Reading di Inggris, mengatakan kepada CNN pada tahun 2022 bahwa dia yakin perubahan iklim mengubah turbulensi.

“Kami menjalankan beberapa simulasi komputer dan menemukan bahwa turbulensi parah bisa berlipat ganda atau tiga kali lipat dalam beberapa dekade mendatang,” kata Williams.

Temuan tersebut, yang kemudian dikonfirmasi melalui observasi, menyoroti jenis turbulensi yang disebut “turbulensi udara jernih”, yang tidak terkait dengan petunjuk visual apa pun seperti badai atau awan. Berbeda dengan turbulensi biasa, turbulensi terjadi secara tiba-tiba dan sulit dihindari.

CNN sebelumnya melaporkan bahwa penerbangan Singapore Airlines kemungkinan besar mengalami badai petir yang berkembang pesat, sementara maskapai tersebut mengatakan penyelidikan sedang berlangsung. Belum diketahui turbulensi seperti apa yang dialami pesawat Qatar Airways.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: