Ibu Kandung Tega Lecehkan Anak Baju Biru, Ini Penjelasan Psikolog Klinis

Ibu Kandung Tega Lecehkan Anak Baju Biru, Ini Penjelasan Psikolog Klinis

Viral ibu dan anak bermuatan dugaan pelecehan seksual--X @kegoblogan.unfaedah

JAKARTA, DISWAY.ID – Psikolog Klinis angkat bicara atas kasus viral ibu dan anak di Tangerang Selatan.

Perempuan muda berinisial R itu ditangkap karena sang ibu kandung tega melakukan pelecehan seksual terhadap anaknya sendiri saat sang anak mengenakan baju berwarna biru di dalam video.

Pelecehan seksual tersebut direkam dan disebarkan ke media sosial hingga sang ibu menyerahkan diri ke polisi.

BACA JUGA:Usai Videonya Viral, Ibu yang Setubuhi Anak Kandungnya Tidak Nafsu Makan

Tak jarang pelaku aksi bejat tersebut adalah orang tua sendiri.

Salah satu kasusnya terjadi di Tangerang Selatan di mana ibu kandung menyetubuhi anaknya yang berusia 5 tahun.

Meski si ibu mengaku terpaksa karena mendapatkan ancaman, hal ini tetap menyisakan pengalaman traumatis kepada korban.

Padahal, orangtua merupakan sosok yang seharusnya menjadi pelindung bagi sang anak.

BACA JUGA:Viral Ibu Kandung Lecehkan Anak Baju Biru Serahkan Diri ke Polisi, Suami Pelaku Kaget

"Orangtua itu figur pelindung, cuma menjadi cacat fungsi kalau seperti ini," ujar psikolog klinis RSJ Menur Surabaya Ella Titis Wahyuniansari pada Selasa, 4 Juni 2024.

Sedini mungkin anak memang harus diedukasi agar waspada dan aman dari pelaku pedofilia.

Edukasi dapat dengan memberikan pemahaman, bahwa terdapat area tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain.

BACA JUGA:Seorang Ibu Rekam Berhubungan Badan dengan Anaknya Viral di Medsos, Serahkan Diri ke Polisi

"Kita beri pemahaman anak, area tubuh mana saja yang tidak boleh dipegang, dan yang boleh dipegang orang lain," tuturnya.

Kendati demikian, proses edukasi dan pemberian keamanan akan sulit diwujudkan apabila pelaku justru adalah orang terdekat, bahkan orang tua.

"Jadi akan lebih baik edukasi tidak hanya pada anak, tetapi juga orang tua," ujarnya.

BACA JUGA:Video Viral Pegawai Alfamart Marah ke Ibu-ibu Pencuri Toko: Gaji Saya Cuma Rp3 Juta, 2 Juta Saya Bayar Barang!

Terlebih, lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan anak.

"Kadang, lingkungan tanpa sadar menstimulasi ketika mereka bersama anak-anak. Anak memang diam, tetapi mendengarkan."

Begitu pula ketika anak mengalami peristiwa traumatis, termasuk pelecehan seksual.

Lingkungan perlu memberikan pendampingan dan perlakuan yang tepat kepada anak.

"Daripada mengungkit kejadiannya, lebih baik berikan kasih sayang sewajarnya ke anak," tandasnya.

BACA JUGA:Ibu Kandung yang Tega Lecehkan Anak Baju Biru Masih Punya Suami, Profesinya Pengamen

Terutama ketika anak mulai menunjukkan perubahan perilaku setelah peristiwa terjadi.

Seperti pada kasus ibu setubuhi anaknya di Tangsel tersebut, diketahui korban berperilaku layaknya pria dewasa yang mudah nafsu dan dusel-dusel ke perempuan.

BACA JUGA:KPAI Koordinasi dengan Bareskrim Polri dalam Penanganan Kasus Balita Korban Asusila Ibu Kandung

Jika dalam hal ini anak menunjukkan perilaku yang menunjukkan nafsu, orang dewasa perlu memberikan penolakan dan pengarahan dengan bahasa yang bisa diterima oleh anak.

"Orang-orang di sekitar memberikan pemahaman dan edukasi bahwa kasih sayang bukan hanya dalam bentuk pengalaman seksual. Sehingga anak mengetahui bahwa mencintai dan menyayangi itu seperti apa, melindungi dan dilindungi itu seperti apa," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: