STIH IBLAM Menekankan Potensi Anak Muda Sebagai Pemimpin Masa Depan
Peneliti Pasca sarjana STIH IBLAM, Abdul Wahid Azar-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) IBLAM menggelar seminar nasional dengan tema 'Menjelajahi dan Mengeksplorasi Area Baru Mengungkap Inovasi dalam Metodologi Ilmu Hukum, Research Gap For Novelty UKK' di Kampus A, Jalan Kramat Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Dalam seminar nasional tersebut, Ketua Panitia Seminar Nasional, Abdul Wahid Azar, sekaligus peneliti Pasca sarjana IBLAM menekankan, terkait pentingnya peran generasi muda dalam kepemimpinan masa depan.
Menurutnya, potensi anak muda harus dioptimalkan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.
BACA JUGA:Pernah Dilanda El Nino, KLHK Sebut Kondisi Udara Saat Ini Lebih Baik Dari Tahun 2023
BACA JUGA:Jokowi Minta Kemendag Atur Perdagangan Tanaman Kratom
"Kami akan mengkaji keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90/PUU-XXI/2023, terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024, secara kajian akademik," ujar Abdul Wahid Azar dalam keterangan resminya, Kamis, 20 Juni 2024.
Abdul Wahid Azar menambahkan, kajian ini tidak akan melihat dari sisi pro atau kontra, melainkan dari perspektif politik hukum dan kebutuhan antisipasi terhadap perkembangan zaman berdasarkan kerangka teori hukum yang ada.
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa secara teoritis, hukum harus mampu mengikuti perubahan dan kebutuhan zaman.
"Apakah calon presiden dan Wakil presiden di masa depan bisa di-ikutsertakan oleh anak-anak muda di Indonesia? Ini yang akan kita teliti dan bahas," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia juga mempertanyakan apakah pemimpin masa depan yang lebih muda bisa lebih inovatif, adaptif dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan, terkait dengan menuju Indonesia emas 2045 dan society 5:0.
BACA JUGA:Waduh, Server Keimigrasian Down Karena Serangan Siber, Antrean Imigrasi di Bandara Soetta Mengular!
Dia percaya bahwa hasil penelitian ini akan memberikan dampak signifikan, bukan hanya bagi institusi pendidikan, tetapi juga bagi masyarakat dan industri.
"Secara hipotesis, memang harus anak muda yang menjadi pemimpin daerah maupun negara di masa depan. Namun, kita perlu melihat apakah mereka bisa menghadapi tantangan yang ada," kata Abdul Wahid Azar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: