Sri Mulyani: APBN Mei Defisit Rp21.8 Triliun Akibat Pendapatan Menurun, Masih Berada di Dalam Target
Menteri Keuangan Sri Mulyani usai bertemu dengan asisten Menteri Keuangan AS Alexia Latortue -smindrawati/Instagram-
JAKARTA, DISWAY.ID - Per bulan Juni ini, dunia ekonomi tengah dihadapkan dengan defisit sebesar Rp21.8 triliun atau 0.10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal tersebut mengakibatkan penerimaan yang diterima oleh negara ternyata jauh lebih rendah, yaitu Rp1.123.5 triliun sedangkan belanja Rp1.145.3 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, desain APBN tahun 2024 yang disetujui DPR RI untuk defisit, yakni sebesar 2,29 persen dari PDB.
BACA JUGA:Pengendara yang Cekcok dengan Petugas SPBU Buperta Cibubur Angkat Bicara: Mereka Telepon Saya
Sri Mulyani menjelaskan meskipun APBN Mei defisit Rp21.8 triliun akibat pendapatan menurun, namun dengan defisit 0.01 persen masih berada di dalam target.
"Pendapatan Indonesia sampai akhir Mei memang mengalami tekanan. Growth-nya negatif sampe 7.1 persen," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis 27 Juni.
Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami penurunan signifikan sebesar 3.3 persen atau Rp2251.4 triliun.
BACA JUGA:PAN Siap Bersaing di Pilkada Jakarta 2024 Lawan Anies Baswedan
BACA JUGA:Efektif untuk Mencegah Stunting, BKKBN: Ikan Lele Lebih Baik Gizinya Dibandingkan Daging Sapi
Setelah Mei tahun sebelumnya terkumpul hingga Rp260 triliun.
"PNBP kita memang turun 3.3 persen, itu lagi-lagi juga karena sumber daya alam yang merupakan salah satu penyumbang PNBP mengalami koreksi," Jelas Sri Mulyani.
Kendati demikian, Sri Mulyani menyatakan bahwa situasi saat ini masih terbilang aman dan terkendali karena jumlah defisit tersebut masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2024.
BACA JUGA:Masyakat Dukung BBM Subsidi Tepat Sasaran, Pendataan QR Code Pertalite Capai 100 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: