Disangka Gas

Disangka Gas

MESKI Kediri sudah punya bandara besar, saya dari Kediri harus balik dulu ke Surabaya untuk ke Jakarta. Rabu kemarin dulu. KPK memanggil saya Rabu itu pukul 14.00.

Pesawat dari Kediri langsung ke Jakarta, hari itu, adanya pukul 08.20. Padahal acara saya di Kediri baru dimulai pukul 09.00. Maka selesai acara saya buru-buru ke Juanda. Dapat pesawat pukul 14.00.

"Kemungkinan besar saya baru bisa sampai gedung KPK pukul 16.20,” kata saya pada staf di KPK.

Dari bandara Cengkareng saya langsung ke Kuningan. Tidak terjadi kemacetan yang berarti. Padahal pada jam seperti itu biasanya macet-macetnya Jakarta. Tepat pukul 16.30 saya tiba di KPK. Puluhan wartawan terlihat mencegat saya di depan gedung KPK.

Sudah sampai di lobi KPK pun saya masih mengira akan diperiksa soal korupsi di Perusahaan Gas Negara (PGN).

Saya pernah baca di media --bulan lalu? -- bahwa KPK menemukan kasus korupsi gas di PGN. Sudah menetapkan tersangkanya.

Maka sejak membaca berita itu saya sudah mengira: akan di panggil KPK lagi. Akan jadi saksi lagi. Apa boleh buat. Jabatan menteri ternyata hanya membuat bangga saat menjabat saja. Setelah itu urusannya masih panjang.

Maka saya persiapkan ingatan saya soal PGN. Sudah begitu banyak yang lupa.

Waktu itu PGN akan menempatkan stasiun gasifikasi terapung di lepas pantai Belawan, Medan. Bentuknya kapal.

Kapal itu akan menerima kiriman gas cair (LNG) dari luar negeri. Lalu gas cair itu diubah menjadi gas biasa di dalam kapal tersebut.

Dari kapal itu gas-nya dikirim pakai pipa ke Belawan. Lalu dari Belawan disalurkan ke Medan.

Itu langkah yang sangat bagus. Medan memang kekurangan gas. Sebagai kota industri terbesar di Sumatera gas adalah ibarat darah kehidupan bagi badan.

Saya sekaligus kaget mendengar rencana itu. Penyebabnya: saya sudah memutuskan cara lain untuk mengatasi kelangkaan gas di Medan.

Dengan cara saya itu tidak hanya kekurangan gas di Medan yang teratasi, tapi sekaligus bisa menyelamatkan ''harta karun'' di Aceh. Yakni terminal LNG di Arun yang terancam nganggur dan jadi besi tua.

Anda sudah tahu: di Arun terdapat terminal LNG beberapa buah dengan kapasitas besar. Dulunya gas dari beberapa sumur di Aceh disalurkan ke Arun. Lalu dijadikan gas cair (LNG) di terminal LNG itu. Setelah jadi gas-cair LNG itu dikirim ke Jepang dengan menggunakan tanker LNG.

Waktu itu sumber gas di Aceh sudah menipis. Beberapa terminal LNG Arun sudah menganggur. Lalu akan menganggur total. Semuanya.

Ekonomi Aceh terkait gas pun akan berakhir.

Untuk membangun terminal LNG sebesar di Arun diperlukan dana triliunan rupiah. Maka terminal LNG itu harus diselamatkan. Jangan menganggur. Jangan jadi besi tua.

Maka saya minta Pertamina untuk membangun pipa gas dari Arun ke Medan. Sepanjang sekitar 300 kilometer.

Dengan pipa itu bukan hanya Medan yang akan mendapatkan gas, tapi juga sepanjang pantai timur Aceh. Kalau ada industri yang memerlukan gas di sepanjang jalur itu bisa dilayani. Aceh bisa menawarkan daerahnya sebagai daerah industri karena sudah dilewati pipa gas.

Kesulitan gas di Medan teratasi. Aset triliunan di Arun terselamatkan. Aceh punya "kekayaan" baru berupa infrastruktur gas. Sekali dayung tiga pulau terlampaui.

Dengan keputusan saya itu PGN menjadi sulit. Apalagi kalau PGN sudah telanjur menandatangani pengadaan stasiun gasifikasi terapung.

Saya tidak melarang PGN tetap menempatkan stasiun gas terapungnya di Belawan. Bukan hak saya untuk melarang. Tapi apakah Pertamina dan PGN akan rebutan pasar gas di kota yang sama: Medan.

Saya dengar akhirnya PGN memindahkan terminal gasifikasi itu ke Lampung. Pasarnya bisa lebih luas: dari kapal gasifikasi itu gasnya bisa masuk jaringan pipa ke Cilegon, Jakarta sampai Bekasi dan Cirebon.

Saya akan menjelaskan cerita itu semua ke KPK. Tapi begitu sampai di ruang pemeriksaan no 52 ternyata bukan itu yang ditanyakan.

Rupanya saya kurang teliti membaca surat panggilan KPK. Saya hanya baca sekilas ada kata-kata gas di dalamnya. Saya pun langsung berpikir soal PGN.

Ternyata yang ditanyakan KPK soal pembelian gas oleh Pertamina dari Amerika. Tentu saya tidak banyak tahu soal itu. Saya tidak pernah ikut campur urusan seperti itu.

Lalu saya ditanya soal apakah pembelian gas itu pernah dimintakan persetujuan oleh RUPS Pertamina. Tentu saja tidak ada.

Maka belum sampai 30 menit pemeriksaan pun selesai.

Berarti saya masih sempat balik ke Surabaya. Ada acara ulang tahun Harian Disway Kamis pagi. Masih bisa pakai pesawat terakhir, pukul 19.00.

Saya pun langsung ke bandara. Akan cari cara agar bisa beli tiket secara go show.

Ternyata begitu keluar dari gedung KPK hujan turun dengan lebatnya. Jalan raya Jakarta macet total. Sudah jam 19.00 pun masih belum sampai Semanggi.

Akhirnya saya putuskan: balik Surabaya dengan pesawat Kamis pukul 05.55. Langsung ke kantor Harian Disway: ada ulang tahun Harian Disway yang ke-4.

Tamu mengalir deras sepanjang hari kemarin. Dari pagi sampai senja. Tidak terlihat satu pun perusuh Disway.(Dahlan Iskan)

Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 4 Juli 2024: Ditoto Dito 

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Fiona "Mario" Handoko.. Dulu ada puisi mbeling, yang menulis: Guru kencing berdiri. Murid mengencingi guru.. ### Maaf..

Liam Then

Dilema laki-laki sehat bugar, wkwkkwkkk.....ada resiko otak diatas kalah, kemudian dicokok hidungnya oleh otak burung dibawah. Laki-laki kuat dan perkasa, sebenarnya bukan yang bininya banyak, "ngebor" dimana-mana. Justru sebaliknya, yang asli perkasa itu, yang bininya cuma satu, perkasa karena mampu kendalikan otak burung dibawah yang suka kudeta jalan pikiran otak diatas. Hahahaha....

Jimmy Marta

Bau minyak telon itu, ppnu. Bau minyak wangi itu, fatayat. Bau minyak angin itu, muslimat. Bau obat itu, perawat. Bau oli itu, mekanik. Bau lumpur itu, petani. Bau balsem itu, oldiest.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang pria ke Las Vegas untuk berjudi dan ia kehilangan semua uangnya. Ia bahkan tidak mempunyai cukup uang untuk membayar taksi. Ia menjelaskan kepada sopir akan membayarnya lain kali dan memberinya nomor telepon, tetapi sopir menghardiknya, "Keluar dari taksi saya." Pria itu akhirnya berjalan kaki dari kasino ke bandara, naik pesawat, dan jalan kaki lagi hingga sampai di rumah. Beberapa waktu berlalu. Pria itu ke Vegas lagi, dan kali ini menang besar. Ia bersiap meninggalkan kasino menuju bandara. Ada antrean taksi dan di ujung paling belakang ia melihat sopir yang dulu mengusirnya. Pria itu memikirkan bagaimana cara membalas dendam pada si sopir. Akhirnya, ia memulai naik ke taksi paling depan. "Berapa biaya ke bandara?" 15 dolar. “Bagus, berapa harga untuk layanan 'blowjob' dalam perjalanan ke sana?” Sopir taksi marah dan berkata, "Keluar dari taksi saya." Pria itu pergi ke taksi urutan berikutnya dan menanyakan hal yang sama. Setiap sopir marah dan mengusirnya keluar dari taksi. Akhirnya, ia sampai ke taksi paling belakang. "Hei, berapa ke bandara?" Sopir menjawab: 15 dolar. Pria itu memberi 15 dolar dan berkata, "Oke, ayo pergi!" Maka, sopir itu pun perlahan menjalankan taksinya, melewati semua sopir lain yang menatap ke arahnya dengan mata membelalak tak percaya. Pria itu duduk yang di belakang, melepas senyum paling manis dan mengacungkan jempol.

Wilwa

Kediri. Dari kata Kadiri yang arti kekiniannya adalah Mandiri. Dulu juga disebut Dhoho singkatan dari Dahana/Dohono Pura/Puro. Kota (Puro) Api (Dohono). Mengapa disebut Kota Api masih misteri. Juga disebut Panjalu. Kota ini didirikan di abad 11 oleh Airlangga. Menjadi saksi perang antara raja Kediri Kertajaya melawan Ken Arok. Seabad kemudian kota ini menjadi saksi kekalahan Jayakatwang cucu Kertajaya yang diinvasi Dyah Wijaya keturunan Ken Arok dengan bantuan tentara Dinasti Yuan 元 / Kubilai Khan. Setelah sebelumnya Jayakatwang menamatkan riwayat raja Singasari Kertanegara. Enam abad kemudian juga menjadi saksi kekalahan Trunajaya/Trunojoyo ketika Amangkurat II menginvasi Kediri dengan bantuan tentara VOC. Setelah sebelumnya Trunojoyo menghabisi Amangkurat I dan memporakporandakan Mataram. Lupakan sejarah penuh darah itu. Kota ini terkenal dengan tahu kuning enak. Diperkenalkan peranakan Tionghoa sejak awal abad 20. Yang terkenal merk Poo dan merk Kwa / Takwa. Kemungkinan dari nama marga Poo yang Mandarinnya Fu 傅 dan Kwa yang Mandarinnya Ke 柯. Dan siapa sangka kini selain dikenal sebagai Kota Tahu juga Kota Rokok. Cocoklogi bentar. Rokok itu Mandarinnya 烟. Terdiri dari dua simbol: Huo 火 (Api/Fire) di kiri dan Yin 因 (Sebab/Cause) di kanan. Hmm. Sebuah kebetulan. Karena Dhoho = Doho = Api.

Lagarenze 1301

Benarkah Kediri angker dikunjungi oleh Presiden RI? Seskab Pramono Anung pernah mengatakan (entah bercanda atau tidak) sengaja melarang Presiden Jokowi berkunjung ke Kediri. Bandara Dhoho yang sudah beroperasi sejak 5 April 2024, hingga kini belum diresmikan. Semula direncanakan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Januari 2024, lalu disebut setelah Lebaran. Sekarang sudah Juli. Apakah Jokowi juga percaya mitos Presiden yang berkunjung ke Kediri akan jatuh? Presiden SBY selama menjabat pun tak pernah masuk ke pusat kota Kediri. Pernah ke Kediri, tapi hanya melipir lewat daerah pinggiran timur. Mitos, entah benar entah tidak.

Rizal Falih

Sebagai perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1958 atau sudah enam setengah dekade, tentu PT GG sudah berhitung matang. Lihat saja laba perusahaan tersebut tahun lalu 37,2 triliun. Yang punya pabrik rokok yang untung para perokok yang buntung. Kalau mau iseng menghitung, berapa bungkus rokok yanag dibakar setiap hari, dikali rata-rata harganya dikali berapa tahun sudah menjadi ahli hisap. Pasti hasilnya mencenagkngkan.

Juve Zhang

Pak L menulis di bawah mitos pak Lurah di larang masuk Kediri...tak ada yg masuk...sya dari SMA ketemu guru Sejarah...sangat gemar tiap hari cerita SS9 bisa menjelma jadi 9 orang....setiap pelajaran beliau pasti ada Mitos SS9 bisa menjelma jadi 9 .....saya hormati kepercayaan seseorang...Tapi Lihat Tiongkok maju rasa rasa nya Jauh Dari Mitos...Mao bisa menghilang...atau Deng bisa terbang....Dunia kita memang Dekat dengan Dunia Alam Supranatural......sesajen ...cerutu....kembang....menyan kerap di simpan bawah Beringin....tikungan Jalan...sumur gelap....dll....masih banyak mitos...konon sore hari di Yogya suka ada drumb band Main....entah siapa yg main....makin lama makin seru cerita mitos...banyak lagi cerita mistis...tapi Yang Benar adalah Jujur Menjalankan Pemerintahan...tembak yg korupsi...pemerkosa...Pembunuh...lama lama mitos akan hilang....Rakyat ilmu pengetahuan yg akan maju....Rakyat Kay Pang sudah Ambil Batuan Di Bulan....bukan buat di Mitoskan...batuan Bulan akan di teliti secara ilmiah...ayo Segenap Rakyat Bangun Dari Tidur Mitos...bangun dari Awan Gelap...Bangun Dari Penipu berbaju Putih...putih Suci...kelakuan Korup....saatnya Rakyat Iptek yg maju....yg suka Mitos biarlah jualan Kembang ...menyan...cerutu...GG jualan rokok malah Kaya Raya...yg jualan Cerutu...dari dulu Jampi nya itu itu saja...semburan Segelas Air putih harusnya menyadarkan anda...kita hidup dalam dunia mistis.

Johannes Kitono

Happy Goban. Sore ini pas buka wag alumni kaliber. Ada vdo dari Capt Max yang menggugah. Terlihat ex security yang buntung kedua kakinya. Didatangi dan dikasih lembaran go ban alias lima puluh ribu. Oleh wanita muda yang tidak terlihat wajahnya. Tentu kaget dan haru disfabel itu. Biasanya hanya terima koin atau lembaran 2 ribu. Uang goban itu diusap kewajahnya yang berlinang air mata. Adegan kedua digerobak dengan ibu pemulung bersama balita. Dapat goban juga. Tentu saja terharu dengan linangan air mata.Ada juga pemulung botol plastik sedang bersihkan motor. Tiba-tiba bahunya ditempel goban. Kaget dan belum sempat terima kasih. Tapi filantropis itu sudah berlalu. Ada pemulung dengan capek mendorong Gerobak. Tiba-tiba tangan kirinya dapat goban juga. Then, ada pemulung bersama balita dan anjing digerobaknya. Ketika dapat goban. Langsung mengusap air mata dan elus- elus kepala anak dan anjingnya. Perbuatan anak-anak muda sungguh mulia. Memberikan rezeki bagi kaum dhuafa. Apakah ini eksperimen sosial apapun namanya. Tindakan nyata itu lebih bermanfaat daripada makan siang gratis yang dijanjikan politisi. Thx capt Max, khususnya muda- mudi yang telah berbagi kasih. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 140

  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • alasroban
    alasroban
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Liam Then
      Liam Then
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • daeng romli
    daeng romli
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Wilwa
    Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • adi ya adi
    adi ya adi
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Fa Za
    Fa Za
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Liam Then
    Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Tivibox
    Tivibox
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Ummi Hilal
    Ummi Hilal
  • Ummi Hilal
    Ummi Hilal
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Sri Wasono Widodo
      Sri Wasono Widodo
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • iya nok
    iya nok
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • iya nok
      iya nok
    • Wilwa
      Wilwa
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • iya nok
    iya nok
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • iya nok
    iya nok
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • iya nok
    iya nok
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • iya nok
      iya nok
  • Zakaria Chen fu
    Zakaria Chen fu
  • iya nok
    iya nok
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Fa Za
    Fa Za
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • DeniK
    DeniK
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Sri Wasono Widodo
      Sri Wasono Widodo
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin

Berita Terkait