Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran, Hubungan dengan Rusia dan China Semakin Kuat?

Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran, Hubungan dengan Rusia dan China Semakin Kuat?

Setelah menjalani pemilihan dalam dua putaran, Masoud Pezeshkian terpilih jadi Presiden Iran mengantikan Ebrahim Raisi tangtewas dalam sebuah kecelakaan helikopter 19 Mei lalu.-tangkapan layar X@nabilajamal_-

BACA JUGA:Sandi Combo Harian Hamster Kombat Lengkap Kode Morse 7 Juli 2024, Borong Koin hingga 1 Juta Gratis!

BACA JUGA:MMKSI Jajaki Segmen Pasar Lebih Luas untuk Mitsubishi Xforce Melalui Pameran di The Grand Outlet-East Jakarta, Karawang

Partisipasi dalam pemilihan putaran kedua adalah 49,8 persen dan Pezeshkian satu-satunya kandidat moderat dari empat kandidat yang berjanji untuk membuka Iran kepada dunia.

Pada pemilu pekan lalu, Pezeshkian memperoleh sekitar 42,5 persen suara dan Jalili sekitar 38,7 persen.

Meskipun telah terpilih, namun dikabarkan sekitar 50 persen warga Iran tidak memilih karena beberapa orang tidak yakin bahwa pemilu akan membawa perubahan, baik yang manang dari dari pihak konservatif atau reformis.

Pezeshkian diperkirakan akan menjalankan tugasnya dalam waktu 30 hari, karena saat ini dirinya masih menjadi anggota parlemen dari Tabriz.

BACA JUGA:Penjelasan BMKG Soal Jakarta Diguyur Hujan Meski Musim Kemarau

BACA JUGA:Kembali ke Jalur Kemenangan, Jakarta Electric PLN Tekuk Pertamina Enduro 3-1 di Final Four Proliga 2024

Presiden terpilih kesembilan di negara itu selanjutnya harus secara resmi disahkan dalam sebuah upacara oleh pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei dan setelah itu ia akan dilantik di Parlemen.

Pezeshkian berulang kali memuji Khamenei dalam pidatonya dan mengatakan bahwa sebenarnya dirinya bukanlah seorang Presiden untuk kaum reformis saja, namun juga untuk setiap orang Iran yang tidak memilihnya.

Hal tersebut sangat penting, karena Iran secara sosial merupakan negara yang terpecah belah saat ini dan kerapuhan tersebut menjadi perhatian besar bagi para pemimpin politik.

BACA JUGA:LBH Padang dan KontraS Laporkan Tewasnya Afif Maulana ke Divpropam Polri, Polda Sumbar: Kami Siap Menghadapinya

BACA JUGA:Promo Gila-gilaan Wuling Bulan Juli, Rangkaian Sambut 7 Tahun Wuling di Tanah Air

Para pengamat mengatakan bahwa Pezeshkian mungkin akan mendorong terciptanya kebijakan luar negeri yang pragmatis.

Kedua kandidat presiden telah berjanji untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu, yang dilanda salah urus dan penerapan kembali sanksi sejak tahun 2018 setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak membatalkan perjanjian nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: