Kronologi Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Klaten Meninggal Dunia Diduga Kesetrum di Kolam Sekolah saat Rayakan Ultah
Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Klaten meninggal dunia diduga kesetrum di kolam sekolah.-Tangkapan layar @kabar_klaten-Instagram
JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah dinyatakan meninggal dunia diduga karena kesetrum di kolam sekolah usai diceburkan teman-temannya.
Kolam tempat diceburkannya korban ini berukuran sekitar 10x5 meter dengan bangunan pancuran air di tengah.
Menurut Kapolsek Cawas AKP Umar Mustofa yang menjelaskan kronologinya, kala itu pada Senin, 8 Juli 2024, Fajar tengah melakukan kegiatan di sekolah bersama dengan 30 orang lainnya untuk rapat mencari sponsor lomba peningkatan minat dan bakat.
BACA JUGA:Kecelakaan Daihatsu Luxio di Tol Cisumdawu, 2 Orang Meninggal Dunia
Ternyata, teman-teman korban mengetahui bahwa tanggal ulang tahun korban sehingga berencana menceburkan ke kolam serta dikasih tepung.
"Sekalian dirayakan, sekitar empat orang tadi itu merayakan setelah makan siang dan salat kita (teman-teman Fajar) ceburkan di kolam. Sebelum diceburkan di kolam kasih tepung dulu terus diangkat," kata Umar.
Umar menyebut jika saat di kolam, Fajar berusaha untuk dapat naik setelah diceburkan.
Korban juga mengaku kakinya kram sehingga teman-teman yang lain pun segera menolongnya.
"Lalu di kolam (Fajar) sempat mau berusaha untuk mentas (naik) kemudian nginjak setrum itu, katanya (Fajar merasa) kram, padahal kesetrum. Tahunya setrum, temannya itu turun (ke kolam) temannya nolong awalnya satu, terus dua tiga orang nyemplung (kolam). Yang satu kesetrum juga terus tapi bisa gerak," lanjutnya.
BACA JUGA:Kronologi Mobil Damkar Ditabrak Kereta di Indramayu Diungkap KAI: Terobos Pintu Perlintasan
Melihat kejadian itu, teman lainnya yang bisa keluar langsung mematikan saklar listrik yang berada di kolam.
Mengenai hal tersebut, Umar mengatakan jika keluarga tidak bersedia membuat laporan kepolisian.
"Kami juga enggak bisa lanjutkan karena keluarga korban menerima, kepala desa juga di sini, keluarga di sini membuat pernyataan, pada intinya tidak mau melanjutkan proses tersebut dan dianggap musibah," tutur Umar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: