Israel Bersiap Hadapi Serangan Iran, Kepala Rumah Sakit: Mampu Rawat 2.000 Pasien Tapi Tak Bisa Lagi Berperang

Israel Bersiap Hadapi Serangan Iran, Kepala Rumah Sakit: Mampu Rawat 2.000 Pasien Tapi Tak Bisa Lagi Berperang

Israel bersiap hadapai serangan Iran dan sekutunya dengan menyiagakan rumah sakit dalam merawat korban.-dok disway-

Seperti serangan Iran pada bulan April, ada diskusi intensif antara Israel dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika untuk menggagalkan serangan tersebut dan meminimalkan kerugian bagi Israel.

Namun, tidak seperti setelah serangan April, tidak pasti apakah negara-negara Arab moderat akan membantu Israel kali ini, karena mereka secara terbuka mengutuk pembunuhan tersebut. 

BACA JUGA:Dampak La Nina Agustus Mulai Terasa, BMKG: Terjadi 3 Bulan

BACA JUGA:Indonesia Deflasi 3 Bulan Berturut-turut, Ekonom INDEF Ungkap Penyebabnya

Pada hari Jumat ini, Menteri Pertahanan Inggris diperkirakan akan tiba di Israel untuk melakukan kordinasi dengan Amerika dalam menghadapi serangan Iran.

Amerika juga telah meningkatkan kewaspadaan dan telah mempersiapkan operasi intersepsi skala besar.

Diperkirakan bahwa serangan ini akan lebih luas daripada serangan Iran pada tanggal 13 April, yang menargetkan dua lokasi, dan dapat menantang upaya intersepsi. 

Lembaga pertahanan mengambil tindakan pencegahan maksimum untuk meminimalkan kerugian bagi tentara, yang telah diinstruksikan untuk pindah ke tempat perlindungan atau bunker bawah tanah. 

"Kami memiliki daftar periksa untuk siap menghadapi semua skenario. Tidak ada kepanikan," kata seorang pejabat senior yang mengetahui masalah tersebut. 

BACA JUGA:Turki Blokir Instagram Setelah Hapus Ucapan Belasungkawa Kematian Ismail Haniyeh

BACA JUGA:Saat Jokowi Batal Ajak 500 Relawan Jalan-Jalan di IKN pada 11 Agustus 2024, Alasannya Diungkap Projo

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan penilaian situasi secara mendalam terhadap aktivitas Komando Front Dalam Negeri sejak pecahnya perang, dengan menyatakan jika Israel sangat siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif. 

“Kami akan menuntut harga yang mahal untuk setiap agresi terhadap kami dari front mana pun,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: