Ekonomi Indonesia Diklaim Bertumbuh Positif, Tetapi Daya Beli Kelas Menengah Anjlok, Apa Penyebabnya?
Daya beli masyarakat anjlok--Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi pertumbuhan perekonominan di Indonesia per-kuartal II Tahun 2024 masih bertumbuh hingga ke level 5,05%. Angka inflasi sendiri juga tetap terjaga di level 9,09%, dengan indeks angka kemiskinan yang hampir mencapai angka nol, yaitu 0,379.
Namun, pertumbuhan perekonomian yang positif ini juga dibarengi dengan angka penurunan kelas menengah yang semakin berkurang tiap harinya.
BACA JUGA:PHK Marak Bikin Daya Beli Masyarakat Anjlok, Lebih Pilih Mantab Alias Makan Tabungan
BACA JUGA:Harga Barang Tinggi, Inflasi Penyebab Daya Beli Masyarat Rendah
Dilansir dari data Bank Dunia, jumlah kelas menengah pada Tahun 2018 adalah sebesar 23% dari jumlah penduduk, sedangkan pada Tahun 2019 tersisa 21%, hal tersebut juga diiringi dengan membengkaknya kelompok kelas menengah rentan atau aspiring middle class (AMC) dari 47% menjadi 48%.
Menurut keterangan Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edi Priyono, sumber dari masalah ini kemungkinan besar disebabkan oleh anjlok-nya daya beli kelas menengah, yang menyebabkan penurunan angka jumlah kelas menengah di Indonesia.
"Jadi ada penurunan dari kelompok yang bukan miskin tapi juga bukan kaya. Ini memang kelompok yang perlu mendapat perhatian lebih besar dibandingkan dengan yang sebelumnya," kata Edi dalam keterangan tertulis resminya pada Jumat 9 Agustus 2024.
BACA JUGA:Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Terancam Turun, Apa penyebabnya?
BACA JUGA:Ikut Jualan Properti Hasil Kerja Sama dengan Perumnas, Ini Strategi Blibli Gaet Daya Beli Konsumen
Sementara itu menurut seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya, menurunnya daya beli dari kalangan masyarakat kelas menengah seperti dirinya adalah karena harga-harga barang di pasaran yang terus naik dan turun. Selain itu, dirinya juga masih harus berhadapan dengan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
"Sekarang kelas menengah lebih fokus kepada belanja pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga, untuk kebutuhan konsumtif pasti di rem dulu, karena harga kebutuhan pokok sendiri juga pada naik, yang otomatis uang belanja jadi ikut naik," katanya saat dihubungi oleh Disway pada Jumat 9 Agustus 2024.
Sementara itu dalam setahun terakhir, Indeks tabungan kelas menengah sempat jeblok dari 100 pada Januari 2023 menjadi 96,6 pada Juni 2024. Sementara itu, konsumsi melonjak dari 120 pada Januari 2023 menjadi 122 pada Juni 2024, Indeks tabungan dan konsumsi kelas menengah jauh lebih stagnan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: