Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Terhitung sejak Mei 2024 lalu, Indonesia sudah mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut. Melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat deflasi di Indonesia sudah mencapai level 0.03 persen pada bulan Agustus 2024.-dok disway-

JAKARTA, DISWAY.ID - Terhitung sejak Mei 2024 lalu, Indonesia sudah mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut. Melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat deflasi di Indonesia sudah mencapai level 0.03 persen pada bulan Agustus 2024.

Selain itu, fenomena deflasi beruntun ini ternyata tidak hanya dialami oleh Indonesia saja. Diketahui, negara Singapura juga mencatatkan tingkat deflasi bulanan sebesar 0.3 persen pada bulan Juli 2024.

Sementara itu, negara Thailand juga mengalami deflasi bulanan sebesar 0.31 persen pada Juni 2024.

BACA JUGA:Heboh Dugaan Pelarangan Pakai Hijab, Dirut RS Medistra Sebut Salah Paham

BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini 5 September 2024, Buruan Cek!

Menurut keterangan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, ini bukanlah pertama kalinya untuk Indonesia berada dalam posisi seperti ini.

Pada pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020-2022 lalu, Indonesia juga mengalami deflasi beruntun selama beberapa bulan.

"Deflasi bulan Agustus 2024 ini merupakan deflasi keempat, dan lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat deflasi bulan Juli 2024 lalu," jelas Pudji dalam keterangan tertulis resminya pada Rabu 4 Agustus 2024.

Menurut Pudji, deflasi ini kemungkinan besar disebabkan oleh stok bahan pangan yang melimpah ruah, dengan komoditas cabai rawit yang menjadi penyumbang deflasi sebesar  0,52 persen dan kopi bubuk serta perhiasan sebesar 0,02 persen.

BACA JUGA:Faisal Basri Tutup Usia Pagi Ini, Cuitan Terakhir di X Jadi Sorotan

BACA JUGA:Inalillahi, Ekonom Senior Faisal Basri Meninggal Dunia

"Fenomena deflasi ini lebih ditunjukkan dari sisi supply (pasokan), yang artinya masih terjadi penawaran," jelas Pudji.

Berdasarkan wilayah sendiri, terdapat 26 dari 38 provinsi mengalami deflasi, sedangkan 12 lainnya mengalami inflasi secara bulanan. Deflasi terdalam terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 0,39 persen.

Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar 0,31 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads