Kasus Pembulian di Binus Diduga Libatkan Anak Pejabat, Polisi: Tidak Ada Intervensi Dalam Penyelidikan

Kasus Pembulian di Binus Diduga Libatkan Anak Pejabat, Polisi: Tidak Ada Intervensi Dalam Penyelidikan

Pihak dari korban dugaan perundungan di SMA Binus School Simprug mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan, Senin, 23 September 2024.-Dok. Binus School Simprug-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, menegaskan tidak ada intervensi terkait penangan kasus pembulian yang dialami Siswa berinisial RE (16) di Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Untuk kasus yang dilaporkan, tidak ada intervensi. Kasus ini akan berlanjut dan semua pihak sudah diperiksa," katanya kepada wartawan, Selasa, 17 September 2024.

BACA JUGA:KPK Berpotensi Panggil Presiden Jokowi untuk Klarifikasi Jet Pribadi Kaesang, Emang Berani?

BACA JUGA:Tidak Diusulkan Kembali Menjadi Pj Gubernur Jakarta, Heru Budi: Keputusan yang Baik dan Tepat

Ia menambahkan bahwa semua pihak akan dimintai keterangan dan barang bukti dikumpulkan untuk penyidikan lebih lanjut.

"Penyidik yang tahu, nanti kita cek lagi. Yang jelas semua kita mintai keterangan, kemudian mengumpulkan barang bukti," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Kuasa hukum kasus dugaan pembulian, Agustinus Nahak, mengungkapkan bahwa terduga pelaku di Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, berasal dari latar belakang yang kuat secara sosial.

Ia menyebut bahwa pelaku tersebut adalah anak pejabat dan juga anak ketua umum sebuah partai politik (parpol). Dimana, korban dalam kasus dugaan bullying ini adalah seorang siswa berinisial korban RE (16).

BACA JUGA:Pabrik di Pasar Kemis Tangerang Dilahap Si Jago Merah, 3 Orang Luka Bakar

BACA JUGA:Bolehkah KTP Dilaminasi supaya Awet? Simak Informasi dari Dirjen Dukcapil

"Si siswa-siswa ini yang menyatakan diri langsung, memperkenalkan bahwa bapak saya adalah ketua partai, bapak saya adalah pejabat. Bukan dia (korban) yang ngarang, bukan," katanya , Jumat? 13 September 2024.

Agustinus mengungkapkan bahwa korban dalam kasus dugaan pembulian karena menolak memenuhi permintaan dari para terduga pelaku.

Menurutnya, para pelaku memperkenalkan diri sebagai anak-anak dari orang-orang berpengaruh dan meminta korban untuk melayani mereka.

"Sehingga ketika mereka memperkenalkan diri sebagai anak-anak orang hebat itu, anak korban diminta untuk melayani mereka. Justru karena dia tidak mau dan tidak ikut, akhirnya kejadian ini terjadi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads