Anggaran Kominfo Ditambah Rp10 Miliar untuk Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Dikritik
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi membeberkan tiga capaian dalam satu tahun masa jabatannya.--Ayu Novita
JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua LQ Indonesia Law Firm dan Quotient Fund, Alvin Lim mengkritik penambahan anggaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebesar Rp 10 miliar pada tahun anggaran 2025.
Penambahan anggaran untuk sosialisasi program makanan siang bergizi gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai salah alamat.
BACA JUGA:Alvin Lim Bagikan Tips Main Saham di Seminar Kecerdasan Keuangan, Dijamin Hasilkan Cuan!
BACA JUGA:Lindungi Konsumen dari Bahaya Investasi Bodong, Alvin Lim Resmikan Quotient Center
Sebab, kata Alvin Lim, seharusnya anggaran puluhan miliar itu digunakan untuk pemberantasan judi online atau judol. Terlebih, praktik judol di tengah masyarakat makin mengkhawatirkan dan kerap melibatkan oknum aparat penegak hukum.
"Ini kan sekarang masih zaman Pak Jokowi dan dicanangkan Pak Prabowo. Kenapa nggak nanti saja. Jadi, maksud saya kenapa seharusnya Kominfo itu tidak fokus melakukan agenda yang sudah dicanangkan pemerintahan saat ini ya penanganan satgas judol itu," kata Alvin dalam podcast 'Cerdas Hukum', Jumat 20 September 2024.
Alvin Lim mengatakan, penanganan judi online yang dilakukan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi kurang maksimal. Hal tersebut karena masih banyaknya situs judi online beroperasi di Indonesia.
BACA JUGA:Jangan Khawatir, Menu Program Makan Bergizi Gratis Ternyata Termasuk Sarapan dan Makan Siang
"Ini pemberantasan judi online belum selesai ditangani Budi Arie padahal ini sangat penting karena merusak sendi-sendi masyarakat. Bahkan bisa membuat masyarakat miskin, yang berumah tangga bisa cerai, jadi kasus judi online juga menambah angka kemiskinan," ujarnya.
Alvin menyarankan Ketua Umum Projo itu untuk fokus terhadap pemberantasan tindak pidana judi online. Menurutnya, sosialisasi program makanan siang bergizi gratis bukan tupoksi lembaganya.
"Ini satu tugas tidak selesai sudah minta anggaran untuk yang lain yang saya pertanyakan itu, kenapa tidak fokus aja kepada pemberantasan judi online," ujarnya.
Atas penambahan anggaran itu, Alvin curiga jika anggaran puluhan miliar tersebut hanya akal-akalan untuk sosialisasi makanan siang bergizi gratis padahal penggelembungan dana. Pasalnya, anggaran Rp 10 miliar tersebut sangat besar jika hanya dilakukan untuk sosialisasi.
"Uang Rp 10 Miliar itu besar sekali, jika hanya digunakan sosialisasi. Mereka mengatakan untuk bayar influencer. Maaf ya bayar influencer itu tidak perlu sampai Rp10 milar, sekarang kita kalau bayar influencer seperti itu dengan Rp 1 miliar aja sudah viral kok, bayar iklan adsen berapa sih, cuma bayar Rp 100 ribu perhari jadi kalau 5 hari cuma Rp 500 ribu," ucapnya.
BACA JUGA:PPATK : Hingga 2023 Perputaran Uang Dalam Judi Online Mencapai Rp 327 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: