KAI Catat 9,4 Juta Penumpang Naik Kereta Eksekutif, KA Ini Punya Volume Tertinggi

JAKARTA, DISWAY.ID-- KAI catat peningkatan jumlah volume penumpang pada layanan kereta api kelas eksekutif hingga triwulan ketiga tahun 2024 sebanyak  9.432.458 penumpang. 

VP Public Relations KAI Anne Purba mengatakan bahwasanya angka tersebut meningkat 5,72 persen dibandingkan tahun 2023 sebanyak 8.921.907 penumpang. 

BACA JUGA:Rangkain Kereta Ekonomi New Generation Terus Ditambah KAI, Penumpang Triwulan III Tembus 22 Juta

BACA JUGA:Kereta Panoramic Jadi Primadona Baru, Yuk Intip Fasilitas Ciamik Nan Canggihnya!

“Layanan KA kelas Eksekutif tentunya dapat menjadi pilihan bagi masyarakat yang lebih mengutamakan kenyamanan dalam perjalanan," kata Anne Jumat 11 Oktober 2024.

"KAI terus berinovasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan," tambah Anne.

Anne mengatakan, KAI terus berupaya melakukan peningkatan pelayanan pada seluruh layanan sebagai wujud komitmen KAI dalam mendengarkan kebutuhan dan masukan dari para pelanggan, untuk dapat terus meningkatkan pelayanan dan customer experience. 

Sehingga tetap relevan dan adaptif dengan perkembangan zaman dan profil pelanggan.

BACA JUGA:Mesti Tahu, Batu di Jalur Kereta Api Punya Peran Vital, KAI Daop 1 Beri Penjelasannya

BACA JUGA:Kereta Api Makin Digemari Wisatawan Mancanegara, Jumlah Penumpang Tembus 500 Ribu Turis

Untuk meningkatkan layanan tambah Anne, KAI juga terus berinovasi seperti menghadirkan layanan Kereta eksekutif New Generation yang terangkai pada KA Argo Dwipangga (Gambir – Solo Balapan pp), KA Argo Lawu (Gambir – Solo Balapan pp), KA Taksaka (Gambir – Yogyakarta pp), KA Argo Bromo Anggrek (Gambir – Surabaya Pasarturi pp), KA Lodaya (Bandung - Solo Balapan pp).

"Harapannya, minat masyarakat semakin besar untuk menggunakan transportasi massal kereta api yang aman, nyaman, selamat, dan tepat waktu,” tandas Anne.

BACA JUGA:Rute Favorit Bule Melancong Naik Kereta Api Tak Hanya Yogyakarta, KAI Ungkap Data Perjalanan

BACA JUGA:Jalur Ganda Kereta Api Bogor - Sukabumi Rampung, Telan Anggaran hingga Rp 2,2 Triliun

Sumber: