Langkah BKKBN Menjaga TFR Tetap Seimbang

Langkah BKKBN Menjaga TFR Tetap Seimbang

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional-BKKBN-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan terus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas di fase demografi 2025-2035, melalui pemberdayaan keluarga. 

"Dengan cara tetap menjaga keseimbangan Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total yang ditargetkan  2,10, karena jika terlalu rendah juga akan mempengaruhi berbagai aspek, baik sosial maupun ekonomi." 

BACA JUGA:Kabinet Prabowo-Gibran Bakal Tambah Kementerian, Ini Harapan BKKBN

BACA JUGA:Di Depan Mahasiswa Untar, Kepala BKKBN Bicara soal Kecerdasan dan Skor IQ Masyarakat Indonesia

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala BKKBN RI, Dr. Sundoyo, SH, MKM, M.Hum, saat membuka Simposium Nasional Kependudukan 2024, tentang "Transformasi Kebijakan Kependudukan Menuju Indonesia Emas 2045" di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu 9 Oktober 2024.

“Untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang, TFR harus tetap diupayakan tidak melebihi dari angka rata-rata nasional 2,10. Oleh karena itu, 2,18 (data BPS) yang secara nasional , ini bisa kita turunkan. Namun disparitas di masing-masing provinsi, TFR-nya berbeda-beda. Di Yogyakarta TFR nya di bawah 2,0,  sementara di NTT masih 2,7,” ungkapnya.

Untuk itu, Sundoyo menilai perlunya intervensi terhadap provinsi maupun kabupaten/kota yang gap TFR-nya masih tinggi. Sehingga keluarga yang berkualitas tersebar secara merata.

BACA JUGA:Respons BKKBN Terkait Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi untuk Anak Sekolah

BACA JUGA:Catat, BKKBN Pendataan Keluarga Hingga 31 Agustus

“Dalam hal ini diperlukan implementasi Grand Design Pembangunan Kependudukan yang komprehensif, untuk memastikan perkembangan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Sundoyo.

Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana,  menyampaikan program makan bergizi gratis, yang digagas Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mekanisme pelaksanaannya terus dimatangkan. 

Program ini dinilai akan bisa mengatasi masalah  stunting,  karena menyasar tidak hanya pelajar tapi juga ibu hamil.

Dadan menyampaikan program makan bergizi gratis akan mulai dilaksanakan pada Januari 2025, dengan sasaran tidak hanya anak sekolah dari jenjang SD hingga SMA, namun termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.

“Program ini untuk menyelesaikan semua tahapan pertumbuhan, mulai dari dalam kandungan,   ibu hamil, ibu menyusui, balita sampai anak SMA. Ini satu rangkaian yang tidak bisa dipecah,” tegas Dadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: