KPU Tangerang Sebut Data Survei KedaiKOPI Belum Teregistrasi

KPU Tangerang Sebut Data Survei KedaiKOPI Belum Teregistrasi

KPU Tangerang Sebut Data Survei KedaiKOPI Belum Teregistrasi-instagram-

Diberitakan sebelumnya, pemenangan pasangan Faldo Maldini-Fadhlin Akbar merespon lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) terkait hasil survei yang telah dipublikasi oleh pasangan nomor urut 3 Sachrudin-Maryono Hasan.

BACA JUGA:Mengoptimalkan Potensi Cuan UKM di Tahun Naga Kayu dengan Pemberdayaan Social Commerce melalui Survey Suara UKM Negeri vol 4

BACA JUGA:Lembaga Survey Indikator Politik Indonesia: Saling Serang dan Menjatuhkan Saat Debat Tidak Disukai Warga

Diketahui, pada Senin, 14 Oktober 2024, lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), mengklaim jika elektabilitas Sachrudin-Maryono unggul 63,8 persen jeleng Pilwalkot Tangerang 2024.

Kendati demikian, Tim pemenangan Faldo-Fadhlin, Andreas Pamungkas mengaku menghormati Kedai KOPI sebagai sebuah Lembaga riset opini.

Namun, kata Andreas, terdapat beberapa anomali data dan perbedaan signifikan dengan hasil survei internal yang telah kami lakukan bersama sejumlah Lembaga survei nasional.

"Hasil survei sangat ditentukan oleh kualitas kuisioner, antara konstruksi pertanyaan, cara bertanya ke responden dan kapasitas petugas surveior dan spot checker," ujar Andreas kepada awak media Senin, 15 Oktober 2024.

BACA JUGA:Elektabilitas Prabowo-Gibran Capai 46.9 Persen Jelang Pilpres Februari Mendatang, Survey Indikator Politik Indonesia: Satu Putaran Makin Terbuka

BACA JUGA:Jelang Debat Capres Survey Prabowo-Gibran Masih Unggul di Jawa Timur, LSI: Raih Suara 46.3 Persen

"Lalu juga kondisi apakah responden berada dalam kondisi netral dan bebas dari intervensi," sambungnya.

Andreas mengatakan, bukan rahasia lagi, jika dalam melakukan survei petugas kerap dipandu oleh RW atau RT dalam menentukan calon responden yang diwawancarai.

Menurut Andreas, apakah hal tersebut menjadi faktor determinan dalam quality control oleh tim Kedai KOPI.

"Sulit bagi kami untuk melakukan verifikasi terhadap hasil survei tersebut, mengingat Kedai KOPI bukanlah anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI). Bahkan Kedai KOPI belum mendaftarkan diri ke KPUD Kota Tangerang," tuturnya.

Tak berhenti di situ, Andreas melanjutkan, survei elektabilitas seringkali dijadikan instrumen membangun kepercayaan diri kandidat yang sedang dalam posisi tertekan.

"Bisa saja publik dijebak oleh opini survei yang samplingnya dibangun lewat teknik pseudorandomness," tutup Andreas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: