Kebiasaan Guru Honorer Supriyani Pindah Kelas Diungkap Orang Tua Anak Korban: Selalu Dititipkan Wali Kelas
Guru Supriyani dan Aipda Wibowo batal damai. Kuasa hukum guru honorer itu, Andre Darmawan menegaskan tidak boleh ada upaya damai---Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Kebiasaan guru honorer Supriyani pindah kelas diungkap oleh orang tua anak korban yang merupakan anggota Polsek Baito, Konawe Selatan.
Aipda Wibowo Hasyim selaku ayah dari anak berinisial D menduga buah hatinya mendapat kekerasan di sekolah oleh guru honorer Supriyani.
Sang ayah mengaku bahwa anaknya tidak pernah bercerita apapun tentang kejadian yang dialami di sekolahnya SDN 4 Baito.
Lantas, bagaimana bisa kedua orang tuanya mengungkap bahwa D mengalami kekerasan selama di sekolah? Begini ceritanya.
Menurut keterangan Bowo (nama panggilan Aipda Wibowo Hasyim), bahwa sang anak memang tidak pernah menyampaikan cerita apapun kepadanya.
"Anak ini tidak pernah memberikan informasi kepada orang tuanya bahwa sudah terjadi itu (kekerasan), hanya saja di hari Jumat pada saat saya mau mandikan untuk berangkat sholat Jumat di situlah baru saya ketahui bahwa ada bekas luka di paha belakangnya," ungkap Bowo dalam keterangannya, dikutip pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Kemudian dijelaskan lagi oleh Bowo bekas luka yang ia temui di anggota tubuh anaknya, yang dikatakan adalah lukanya itu berbentuk satu garis lurus, dan dibagian ujungnya masih bengkak berair.
"Itu yang saya duga kemungkinan besar adalah bekas pukulan atau sejenisnya," tuturnya menambahkan.
Sekali lagi ditegaskan oleh Bowo bahwa D tidak pernah mau bercerita apapun tentang apa yang dialaminya setiap hari, semua terungkap dari mata kepala sang ayah sendiri.
Setelah Bowo menemukan adanya dugaan bekas luka di paha belakang D, ia memanggil istrinya bernama Fitri untuk menanyakan langsung kepada sang anak apa yang telah terjadi pada dirinya.
Barulah disitu D mengaku bahwa ada orang yang memukulnya sampai membekas luaknya di bagian belakang pahanya.
"Pada waktu itu kan mandi, setelah selesai mandi terus karena saya desak, dia cuma menangis dia hanya menangis tidak bisa bicara. Saya lanjutkan Pakaikan baju kemudian saya dudukkan di atas meja di kamar saya di depannya saya tanyakan, kan saya panggilnya mas ya kembar mas saya bilang Mas sayang gak sama ibu? 'Iya sayang' mas senang tidak kalau lihat sedih? 'Tidak'," kata Fitri, ibu terduga korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: