Ekonom Sebut Subsidi Energi Diganti BLT Picu Kelas Menengah Jatuh Miskin

Ekonom Sebut Subsidi Energi Diganti BLT Picu Kelas Menengah Jatuh Miskin

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menjelaskan jika rencana pemerintah untuk mengganti subsidi energi menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) picu kelas menengah jatuh miskin.-Sabarina Hutajulu-

JAKARTA, DISWAY.ID - Rencana pemerintah untuk mengganti subsidi energi menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) picu kelas menengah jatuh miskin.

Hal tersebut diungkap Ekonom Celios Bhima Yudhistira saat menanggapi rencana pemerintah mengalihkan subsidi BBM ke BLT.

Menurutnya BLT yang disalurkan pemerintah hanya menyasar kelompok masyarakat miskin.

BACA JUGA:Lucky Hakim Sentil Nina Agustina yang Maki Warga Karena Acungkan Dua Jari: Pejabat Digaji Rakyat!

BACA JUGA:Eks Wakapolri Pertanyakan Statemen Dirut Jampidsus Kejagung Abdul Qohar Atas Penangkapan Tom Lembong: Sekolahnya di Mana?

Sementara kelas menengah yang tidak mendapat BLT bisa rentan jatuh miskin akibat penghapusan BBM subsidi.

"BLT cuma menyasar ke orang miskin, sementara kelas menengah rentan bisa jatuh miskin akibat penghapusan subsidi BBM karena sebelumnya tidak masuk kategori miskin," ungkapnya kepada Disway.Id Senin 4 November 2024.

Bhima khawatir, dengan mengubah subsidi energi menjadi BLT, bisa menurunkan daya beli di masyarakat.

"Khawatir jika coverage BLT sebagai kompensasi subsidi BBM terbatas maka akan terjadi pelemahan daya beli yang cukup signifikan. Konsumsi rumah tangga bisa tumbuh di bawah 4 persen year on year tahun depan," tandasnya.

BACA JUGA:KPK Panggil Ketua Pokja Terkait Dugaan Korupsi Proyek Pembangunan Shelter Tsunami di NTB

BACA JUGA:Babak Akhir Kasus Pembunuhan Dante, Yudha Arfandi Jalani Sidang Vonis di PN Jakarta Timur

Diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bakal membuka opsi penyaluran subsidi energi dalam bentuk BLT kepada masyarakat miskin. 

Selain itu, ada pula opsi tetap memberikan subsidi pada produk seperti yang berlaku saat ini atau menggunakan sistem "blending" atau pencampuran kedua skema tersebut.

"Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya adalah, apakah kemudian subsidi itu biar tepat sasaran, kita secara langsung dalam BLT kepada masyarakat, atau di blending ada bagian yang memang kita langsung ke rakyat dan ada sebagian yang masih subsidi seperti sekarang," tutur Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads