Donald Trump Ancam Negara Anggota BRICS, Ekonom: Indonesia Harus Extra Hati-hati

Donald Trump Ancam Negara Anggota BRICS, Ekonom: Indonesia Harus Extra Hati-hati

Donald Trump Ancam Negara Anggota BRICS-Screenshot/X-

Jika cadangan devisa masing-masing negara anggota BRICS terpaut jauh, sulit wujudkan mata uang bersama. 

"Selain itu rasio utang China tercatat 287,8 persen sementara Indonesia 38,6 persen. Kalau terlalu lebar disparitas kekuatan moneter dan fiskal nya, mata uang bersama BRICS akan berisiko memicu inflasi di Indonesia," tutur Bhima.

"Ya paling mungkin adalah Local Currency Settlement (LCS) atau transaksi bilateral antara yuan dengan rupiah yang saat ini ada diperbesar volume nya. Sekedar itu tidak lebih," tambahnya.

BACA JUGA:Kubu RIDO Persoalkan Banyak Warga Tak Dapat Formulir C6, Tim Pramono-Rano: Mengada-ngada!

BACA JUGA:Pengamat Sebut Polemik Pilkada di Banjarbaru Sebagai Anomali, Kenapa Baru Sekarang?

Ketergantungan dollar AS sambung Bhima masih akan mendominasi dalam jangka panjang. 

Saat ini 66 persen transaksi internasional masih gunakan dollar AS.

Bahkan yuan sendiri hanya 2,5 persen dari total mata uang yang digunakan untuk transaksi global. 

"Indonesia yang sudah terlanjur bergabung di BRICS harus extra hati-hati bahwa Indonesia yang berharap akan mendapat fasilitas khusus di era perang dagang AS-China, maupun relokasi industri bisa jadi pupus harapan itu," tandas Bhima.

Sebelumnya, Presiden Amerika terlipih Donald Trump mengancam negara-negara anggota BRICS.

Ancaman tersebut berupa mengenakan tarif impor 100 persen bila mereka (BRICS) tetap berniat membuat mata uang sendiri untuk menggantikan mata uang dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads