Begini Cara Pemprov DKI Tangani Banjir Rob di Kawasan Pesisir Utara
Begini Cara Pemprov DKI Tangani Banjir Rob di Kawasan Pesisir Utara-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta terus berupaya menangani permasalahan banjir rob di kawasan pesisir utara, terutama di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ancol, dan sekitarnya.
Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menginstruksikan kepada seluruh jajaran di BPBD Provinsi DKI Jakarta untuk bergerak cepat menangani banjir rob yang terjadi.
BACA JUGA:Banjir Rob Genangi Jalur Rel Jakarta Kota-Tanjung Priok, 19 Perjalanan KRL Dibatalkan
BACA JUGA:Lebih dari Seribu Rumah Warga Desa Hurip Kabupaten Bekasi Terendam Banjir Rob
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, banjir rob tersebut disebabkan oleh pasang air laut yang tinggi dan diperburuk oleh faktor penurunan tanah (land subsidence), serta perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut.
"Untuk itu kami melakukan berbagai upaya penanganan banjir rob di Jakarta, seperti Pembangunan Infrastruktur Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Peningkatan Sistem Drainase dan Normalisasi Sungai, Pembangunan Waduk dan Sistem Penampungan Air,
"Pembangunan Sumur Resapan dan Pengelolaan Air Tanah, Sistem Peringatan Dini dan Monitoring, Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat, Relokasi dan Penataan Kawasan, serta kolaborasi dengan pihak swasta," ujar Isnawa di Jakarta, Senin (16/12).
BACA JUGA:Atasi Banjir Rob Muara Angke Tak Cukup Bangun Tanggul, Pakar: Warga Harus Direlokasi
BACA JUGA:BPBD Kota Bekasi Sebut Ada 4 Desa Terkena Banjir Rob
Ia menuturkan, beberapa tantangan dalam penanganan banjir rob di Jakarta juga terjadi, di antaranya adalah penurunan tanah (land subsidence) akibat pengambilan air tanah yang berlebihan. Isnawa mengatakan, kondisi tersebut dapat memperburuk dampak banjir rob, serta mengakibatkan kawasan pesisir Jakarta semakin rentan terhadap rob.
Karena itu, perlu dilakukan perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya air.
"Adapun tantangan besar selanjutnya adalah kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim. Kondisi air laut yang semakin tinggi meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir rob," imbuh Isnawa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi tingkat risiko banjir rob yang tinggi diperkirakan berlangsung hingga periode 20 Desember mendatang.
BACA JUGA:Derita Warga Muara Angke Korban Banjir Rob, Motor Sampai Kulkas Rusak!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: