Jokowi Masuk Tokoh Paling Korup 2024 Menurut OCCRP, Djarot Syaiful Hidayat: Korupsi di Indonesia Nilainya Fantastis Banget

Jokowi Masuk Tokoh Paling Korup 2024 Menurut OCCRP, Djarot Syaiful Hidayat: Korupsi di Indonesia Nilainya Fantastis Banget

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat: Ini sebagai masukan, baik untuk kita semua, kalau mau jujur, 5 tahun kemarin itu tindak pidana korupsi di Indonesia sangat luar biasa.-Fajar Ilman -

JAKARTA, DISWAY.ID - Lembaga riset OCCRP baru-baru ini mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk tokoh paling korup 2024.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat memberikan komentar yang cukup hati-hati.

"Saya tidak berhak untuk menanggapi. Tapi ini sebagai masukan, baik untuk kita semua. Memang kita kalau mau jujur, 5 tahun kemarin itu tindak pidana korupsi di Indonesia sangat luar biasa," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Selasa 31 Desember 2024.

BACA JUGA:Mohamed Salah dan Liverpool Alami Musim Tertinggi di Liga Inggris, Arne Slot: Pemain Luar Biasa Bagi The Reds

BACA JUGA:20 Event Jakarta Januari 2025, Awal Tahun Banyak Hiburan Seru

Djarot menambahkan bahwa tingginya angka korupsi selama beberapa tahun terakhir sangat mencolok, termasuk kasus korupsi timah yang merugikan negara hingga 300 triliun rupiah.

Namun tuntutan hukum terhadap pelaku hanya mencapai 6,5 tahun penjara.

"Tingkat korupsi di Indonesia itu nilainya fantastis banget, gede-gede banget, terutama terkait dengan pengolahan Sumber Daya Alam (SDA)," lanjut Djarot.

BACA JUGA:Singgung Kasus Mark Up Nilai Rapor, Mendikdasmen: Rapor Bikin Repot

BACA JUGA:Pelayanan SIM Keliling di Jakarta 1 Januari 2025 Diliburkan, Buka Kembali Kapan?

Meski demikian, Djarot mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah nominasi Jokowi sebagai salah satu tokoh terkorup terkait dengan kasus-kasus besar tersebut.

"Saya tidak tau apakah itu ada kaitannya dengan kasus kasus korupsi yang besar seperti itu sehingga itu kemudian berkontribusi kepada predikat presiden Jokowi sebagai salah satu nominasi tokoh terkorup," kata Djarot.

Ia pun menegaskan bahwa dirinya tidak berhak mengomentari lebih lanjut, karena belum mengetahui secara detail lembaga yang melakukan riset tersebut.

"Saya tidak berhak untuk mengomentari karena saya juga tidak mengetahui lembaga tersebut," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads