Sri Mulyani Dorong Pendidikan Saham Jadi Mata Pelajaran SD, Mungkinkah?
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pentingnya edukasi pasar modal diajarkan sejak dini, bahkan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD)-Indonesia Stock Exchange-
Pasalnya, lanjut Bukik, banyak dari guru dan manajemen pendidikan saat ini masih belum paham tentang pembelajaran kontekstual sehingga masih butuh proses agar guru dan manajemen pendidikan bisa melakukannya secara efektif."
Menurutnya, pendidikan yang kontekstual saat ini menjadi semakin penting untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.
"Usulan dari Bu Sri menunjukkan semakin pentingnya pendidikan yang kontekstual, pendidikan yang sesuai dengan tantangan kehidupan nyata. Bukan pendidikan yang memuja nilai di atas kertas hasil dari ujian terstandar," tegasnya.
Terlebih, saat ini masih banyak orang dewasa yang buta literasi finansial.
"Padahal literasi finansial dibutuhkan oleh semua orang di bidang kehidupan apa pun. Literasi finansial jadi prasyarat agar sebagai warga bisa mengambil keputusan dengan pertimbangan finansial yang efektif dan sebagai masyarakat bisa mengalami kemajuan secara perekonomian," paparnya.
Lantas, pembelajaran mengenai saham ini bisa diterapkan dengan disesuaikan pada tahap perkembangan anak.
"Bisa di pelajaran wirausaha, tapi terbatas. Justru lebih bisa masuk ke pelajaran IPAS di SD dan pelajaran Ekonomi di SMP/SMA/SMK. Tapi perlu memperdalam konteksnya," tutur Bukik.
BACA JUGA:Netflix, Daging Wagyu, Sabun, Sampo, Tak Kena PPN 12%, Ini Kata Sri Mulyani
Ia pun mencontohkan bagaimana edukasi saham bisa diterapkan memperhatikan jenjang pendidikan siswa.
"Pada SD: belanja ke pasar untuk memahami nilai barang, survei harga barang, membuat anggaran liburan sekolah. Pada SMP/SMA: Perencanaan uang saku, analisis nilai perusahaan, simulasi pasar saham," paparnya.
Sementara itu, Bukik menyebut bahwa usulan dari Sri Mulyani sebenarnya sudah ada dalam kurikulum.
"Secara substansi, apa yang menjadi usulan Bu Sri sudah ada dalam kurikulum, baik dalam pembelajaran maupun ada modul tersendiri yang disebut literasi finansial."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: