Pagar Laut Tangerang Harus Dibongkar, Ombudsman RI: Bukan Wilayah PSN, Tidak Ada Amdal dan Izin

Pagar Laut Tangerang Harus Dibongkar, Ombudsman RI: Bukan Wilayah PSN, Tidak Ada Amdal dan Izin

Dalam kunjungannya, Ombudsman RI mengatakan jika pagar laut Tangerang harus dibongkar.-candra pratama-

TANGERANG, DISWAY.ID - Dalam kunjungannya, Ombudsman RI mengatakan jika pagar laut Tangerang harus dibongkar.

Kunjungan Ombudsman RI ini dilakukan bersama KKP dan Kementerian ATR setelah pagar laut di pesisir Tangerang menuai kontroversi.

Adapun peninjauan dan ivestigasi pagar laut yang terbuat dari bambu tersebut, dilakukan Ombudsman RI di Pulau Cangkir, bersama perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian ATR/BPN, Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK, dan perwakilan dari Kemenko Bidang Perekonomian, pada Rabu 15 Januari 2025.

BACA JUGA:Nama Dalang Pembangunan Pagar Laut Pesisir Tangerang Diungkap Khozainuddin: Mandornya Memet

BACA JUGA:Pemberi Perintah Pemasangan Pagar Laut Pesisir Tangerang Diungkap Pekerja

Dalam kesempatan itu, Ombudsman RI, Yeka Hendra menegaskan bahwa pagar laut di Pulau Cangkir bukan wilayah dari Proyek Strategis Nasional (PSN) serta tidak memiliki izin.

"Ini bukan wilayah PSN, yang kedua, tidak ada amdal. Yang ketiga, tidak ada izin. Jadi dengan demikian kesimpulannya, ini semua harus segera dibongkar," tegasnya kepada awak media.

Kendati demikian, Yeka mengatakan, tugas Ombudsman itu adalah memastikan pelayanan publik agar kembali normal seperti sedia kala dan urusan penegakan hukum pidana bukan kewenangan Ombudsman.

BACA JUGA:Puspomal Serahkan 3 Tersangka Penembakan Bos Rental Mobil ke Oditur, Siap Disidang di Pengadilan Militer!

BACA JUGA:10 Aplikasi Penghasil Uang Terbaru 2025 hingga Ratusan Ribu Rupiah Bukan Judol, Terdaftar di PSE Komdigi Loh!

"Jadi ombudsman masuk ke sini, tugasnya adalah untuk memastikan pelayanan publik berjalan normal kembali.  Pelayanan publik dalam rangka memastikan hak untuk bermata pencarian, dalam artian mereka bisa melakukan aktivitas nelayan seperti sedia kala," tuturnya.

Yeka menjelaskan jika pemagaran laut seperti ini sangat mengganggu aktivitas para nelayan, terlebih soal kerugian material yang diterima oleh masing-masing nelayan.

"Berarti sudah hampir 6 bulan. Rute melaut menjadi lebih jauh, bahan bakar semakin tinggi, waktu melaut semakin sedikit, otomatis akan mengurangi produksi," urainya.

BACA JUGA:Razman Nasution Ingin Adopsi Lolly Sebagai Anak Asuh, Vadel Badjideh Girang

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads