Dampak Subsidi Rp 600 Ribu Untuk Program 3 Juta Rumah Diungkap Ekonom: Nambah Beban APBN

Dampak Subsidi Rp 600 Ribu Untuk Program 3 Juta Rumah Diungkap Ekonom: Nambah Beban APBN

Sebagai salah satu program ambisius Pemerintah, program pembangunan 3 juta rumah gratis diproyeksikan akan berjalan dengan subsidi cicilan Rp 600 ribu per-bulan selama 20 tahun.-dok disway-

JAKARTA, DISWAY.ID - Sebagai salah satu program ambisius Pemerintah, program pembangunan 3 juta rumah gratis diproyeksikan akan berjalan dengan subsidi cicilan Rp 600 ribu per-bulan selama 20 tahun.

Kendati begitu, jika dilihat dari perspektif anggaran negara, skema ini berpotensi menimbulkan beban yang sangat besar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, dalam konteks skala nasional, beban ini bisa meningkat drastis jika program diperluas atau terjadi inflasi yang mempengaruhi biaya pelaksanaan. 

BACA JUGA:Polsek Watulimo Diserbu Ratusan Anggota Perguruan Silat, Pemicu Akhirnya Terungkap!

BACA JUGA:Hasil Feyenoord vs Bayern Munich di Liga Champions 2024/25: The Bavarians Tak Berdaya di Belanda!

“Situasi ekonomi global yang tidak pasti, alokasi anggaran sebesar itu berisiko mengurangi fleksibilitas pemerintah untuk menangani prioritas lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan pengembangan infrastruktur,” ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway.id pada Rabu 22 Januari 2025.

Selain itu dengan estimasi total dana sebesar Rp 21,3 triliun, program ini akan menjadi salah satu program subsidi terbesar dan terlama dalam sejarah Indonesia.

Dengan subsidi sebesar Rp 600 ribu per-rumah selama 20 tahun menciptakan komitmen jangka panjang yang mengikat keuangan negara.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Bertemu Menteri Era Soeharto, Ini Pesan Emil Salim ke Kabinet Merah Putih

BACA JUGA:Hasil Arsenal vs Dinamo Zagreb di Liga Champions 2024/25: Anak Asuh Fabio Cannavaro Kebobolan Tiga Gol!

Tidak hanya itu, adanya potensi salah sasaran dalam program ini dapat memperparah masalah. 

“Dana yang seharusnya digunakan untuk tujuan lain yang lebih mendesak, seperti peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin, bisa terbuang sia-sia jika program tidak dikelola dengan baik,” pungkas Achmad. 

Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa skema ini juga tidak mempertimbangkan fakta bahwa rumah membutuhkan biaya perawatan. 

BACA JUGA:Titiek Soeharto Minta Pemilik Pagar Laut Tangerang Ganti Rugi Biaya Pembongkaran

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads