Mantap! Inflasi Januari 2025 Turun dari Desember 2024, PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi Lebih Tinggi
Inflasi pada bulan Januari 2025 tercatat sebesar 0,76% (yoy), lebih rendah dibandingkan Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% (yoy).-dok disway-
Penurunan tarif listrik tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah atas pemberian diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA – 2200 VA yang berlaku selama bulan Januari-Februari 2025. Sepanjang Januari 2025 tarif listrik mengalami deflasi sebesar 32,03% (mtm) dan andil deflasi 1,47%.
BACA JUGA:KUR BRI 2025: Cara Cek BI Checking sebelum Pengajuan, Pelaku UMKM Wajib Perhatikan!
BACA JUGA:Besaran Saldo Dana Bansos KJP Plus Februari 2025 yang Diterima Siswa, Kapan Cair?
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai Paket Stimulus Ekonomi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2024/2025 untuk meningkatkan daya beli masyarakat di akhir tahun.
Salah satu stimulus tersebut adalah penyediaan tarif tiket pesawat yang lebih terjangkau guna mendukung perluasan dan peningkatan sektor pariwisata nasional.
Pemerintah memberikan diskon hingga 10% pada tiket pesawat selama periode 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 di seluruh bandara di Indonesia.
BACA JUGA:Pengakuan Besar Cristiano Ronaldo Nyaris Gabung Barcelona, CR7: Man United Selamatkan Saya
Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap deflasi angkutan udara sebesar 0,01%.
Di sisi lain, komoditas yang menahan laju inflasi AP adalah bensin, dengan andil sebesar 0,03%. Kenaikan harga bensin dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada Januari 2025, yang mencakup jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex dengan kenaikan antara 1-4%.
Selanjutnya pada sektor manufaktur, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja yang impresif di mana terjaga pada level ekspansif bahkan meningkat ke level 51,9 pada Januari 2025 dari sebelumnya di level 51,2 pada Desember 2024.
Level ini tercapai di tengah penurunan pada mayoritas PMI Manufaktur di kawasan Asia Tenggara seperti Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Thailand yang sekaligus mendorong sedikit penurunan pada PMI Manufaktur ASEAN.
Stabilitas permintaan pasar dan ekonomi secara keseluruhan terutama di dalam negeri diindikasi menjadi faktor pendorong tercapainya keberhasilan tersebut.
BACA JUGA:Pengakuan Besar Cristiano Ronaldo Nyaris Gabung Barcelona, CR7: Man United Selamatkan Saya
BACA JUGA:Bos Cekik dan Banting Karyawan di Jakbar
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: