Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik di Australia

Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik di Australia-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- One Global Capital, platform modal dan dana yang didirikan oleh pengusaha asal Surabaya, Iwan Sunito, memberikan informasi terbaru terkait pasar properti di Australia.
Ekonomi global pada tahun 2025 diprediksi akan mengalami perlambatan.
BACA JUGA:Penumpang KA Bandara Yogyakarta Naik 11 Persen per Januari 2025, Capai 229 Ribu Orang
BACA JUGA:Kejari Jaksel Sebut Berkas Kasus Pembunuhan ABG yang Berujung Pemerasan AKBP Bintoro Belum Lengkap
Hal ini terlihat dari berbagai tantangan, seperti kebijakan moneter yang ketat, konflik regional, dan proteksionisme.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berkisar 2,7%, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global stagnan di angka 3,2%.
Kondisi ini ditengarai akan mempengaruhi pasar properti Investasi global.
Iwan Sunito, CEO dan Founder One Global Capital mengatakan, kenaikan biaya konstruksi yang cukup drastis, membuat banyak proyek apartemen yang dikembangkan di luar prime location dibatalkan, sementara pelemahan pasar perkantoran dan industri terjadi di seluruh dunia.
BACA JUGA:Pramono Cek Kantor Gubernur di Balai Kota DKI, Minta Ruang Salat Ditata Ulang
BACA JUGA:Gulkarmat DKI Ngeluh Kekurangan Personel, Teguh Setyabudi: Masih Kita Petakan
Mengutip riset Savills, pasar perkantoran Hongkong dan China turun hingga 35%, Sedangkan tingkat kekosongan perkantoran di Indonesia yang mencapai 25%, sepadan dengan pasar perkantoran New York, Los Angeles, Jepang, Vietnam, dan Hong Kong.
“Bahkan, Savills menyebut pasar perkantoran Hong Kong menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tingkat kekosongan yang mencapai rekor tertinggi dan penurunan sewa sebesar 40% sejak 2019,” tutur Iwan Sunito.
Hal serupa pun terjadi di Australia. Data dari CoreLogic dan PropTrackyang menggunakan dua metodologi berbeda menunjukkan, pada Desember 2024, nilai properti hunian di Australia mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir.
BACA JUGA:Aturan Distribusi Gas Elpiji 3 Kg Diubah, DPRD Jakarta Siap Dampingi Masyarakat
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: