Dipingpong! Teriakan dan Puisi Kekecewaan Orangtua Penerima BIM Menggema di Depan Kemendiktisaintek

Dipingpong! Teriakan dan Puisi Kekecewaan Orangtua Penerima BIM Menggema di Depan Kemendiktisaintek

Wali murid penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) angkatan 4 melakukan aksi demo di depan Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada 19 Februari 2025 sekitar pukul 09.00 WIB.--Annisa Zahro

JAKARTA, DISWAY.ID - Wali murid penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) angkatan 4 melakukan aksi demo di depan Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada 19 Februari 2025 sekitar pukul 09.00 WIB.

Mereka menginginkan kepastian mengenai kelanjutan program bantuan pendidikan luar negeri untuk jenjang S-1.

Sampai saat ini, proses pembiayaan yang seharusnya segera dilanjutkan belum jelas, meski para penerima beasiswa sudah memperoleh surat penerimaan dari universitas tujuan. Waktu konfirmasi ke universitas juga semakin mendesak, sementara ketidakjelasan soal kelanjutan dana beasiswa semakin menambah kecemasan.

Kekacauan birokrasi menjadi salah satu penyebab utama. Setelah adanya pemecahan nomenklatur Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) yang dulu mengurusi soal beasiswa kini berpindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

BACA JUGA:Orang Tua Murid Penerima Beasiswa Indonesia Maju Demo di Kemendiktisaintek, Ajukan 4 Tuntutan

Padahal, Beasiswa Indonesia Maju ditujukan untuk pendidikan tinggi luar negeri, sehingga seharusnya ditangani oleh Kemendiktisaintek.

Ketua Paguyuban Orang Tua Murid Penerima BIM Angkatan 4, Ihsandawi, mengungkapkan bahwa mereka merasa seperti dipingpong antara gedung-gedung kementerian tanpa mendapatkan kepastian. "Dijanjikan di lantai 3 Gedung D (Kemendiktisaintek) ini, tapi tiba-tiba kita dipindahkan ke Gedung A (Kemendikdasmen). Di Gedung A tidak ada apa-apa sama sekali. Jadi kita merasa di-'ping-pong'," ujar Ihsan dengan penuh kekecewaan.

Kekhawatiran semakin besar dengan adanya isu efisiensi anggaran. Pihak Kemendiktisaintek sebelumnya mengungkapkan bahwa beasiswa akan diberikan melalui dana LPDP dan sudah dipastikan dapat menutupi biaya untuk seluruh peserta.

Namun, pernyataan ini belum juga mendapatkan konfirmasi yang jelas.

BACA JUGA:5 Daftar Beasiswa yang Tidak Kena Efisiensi Pemerintah, Ada KIP dan PIP?

“Ini akan coba kita konfirmasikan hari ini ke pihak Kemendiktisaintek. Ini hak kita, hak anak-anak kita, hak generasi penerus bangsa yang berprestasi dan calon-calon generasi emas 2045,” ujar Ihsan, menegaskan pentingnya kejelasan terkait masa depan pendidikan anak-anak mereka.

Dalam aksi yang berlangsung tersebut, perwakilan orang tua, Meita dari Jakarta, membacakan puisi berjudul "Harapan di Ujung Pena" yang menggambarkan keresahan mereka tentang masa depan pendidikan anak-anak penerima beasiswa.

Puisi tersebut menggema di depan Gedung Kemendiktisaintek, dengan lirik yang menyentuh hati, mengungkapkan betapa pentingnya kesempatan pendidikan yang layak bagi generasi muda Indonesia.

Meita menyatakan dalam puisinya bahwa mereka bukan hanya membutuhkan bantuan, tetapi sebuah kesempatan untuk melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads