Pemangkasan Anggaran untuk Danantara Berpotensi Berdampak Fatal ke Kesejahteraan Publik

Ilustrasi Gedung Danantara di Jakarta.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Hingga saat ini, kebijakan pemangkasan anggaran yang diterapkan oleh Pemerintah masih terus menjadi kontroversi.
Bahkan, hal ini kembali mencuat usai Presiden RI Prabowo Subianto resmi mendirikan lembaga Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara pada Senin 24 Februari 2025 lalu.
Pasalnya, hasil efisiensi anggaran tersebut ternyata akan digunakan untuk modal awal Danantara sebagai investasi pemerintah jangka panjang.
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, hal tersebut merupakan tindakan yang sangat keliru dan berdampak sangat buruk bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan publik.
BACA JUGA:SELAMAT! Saldo Gratis Rp950.000 Bisa Kamu Klaim Lewat DANA Kaget Sekarang, Buruan Cek E-Wallet
BACA JUGA:Mohamed Salah Kasih Isyarat Besar Bakal Hengkang dari Liverpool? Kontraknya Memasuki Babak Baru
"Pemotongan anggaran tersebut seharusnya digunakan untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang sedang dialami masyarakat, bukan malah dikunci dalam investasi jangka panjang yang tidak memberikan dampak langsung," pungkas Achmad ketika dihubungi oleh Disway.id, pada Rabu 26 Februari 2025.
Selain itu, Achmad menambahkan, keputusan ini hanya akan memperparah kesulitan rakyat dan memperlambat pemulihan ekonomi dalam kondisi ekonomi yang sedang berjuang untuk bangkit.
"Alih-alih menyimpan dana dalam bentuk investasi yang baru akan terlihat manfaatnya dalam jangka panjang, lebih baik dana tersebut digunakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui berbagai program yang berdampak langsung," ucap Achmad.
BACA JUGA:Pelindo Perkuat Kerja Sama Cegah Stunting di Kota Kupang Melalui TJSL
BACA JUGA:Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Minta Petugas SMK PGRI 11 yang Urusi Soal PIP Diganti
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa pengalokasian dana sebesar Rp 326 triliun atau USD 20 Miliar ke Danantara tanpa strategi mitigasi akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi.
Dalam jangka pendek, pengurangan belanja negara yang signifikan pun juga akan mengurangi peredaran uang di masyarakat.
Akibatnya, konsumsi rumah tangga yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi nasional akan mengalami penurunan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: