Tersandung Kasus Korupsi BBM, Apa Dampaknya ke Perekonomian Pertamina?
Kasus dugaan korupsi impor minyak yang menimpa Pertamina kini tidak ayal telah menimbulkan dampak besar terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, baik dari segi ekonomi, regulasi, kepercayaan publik, maupun stabilitas industri energi. -Bianca Chairunisa-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kasus dugaan korupsi impor minyak yang menimpa Pertamina kini tidak ayal telah menimbulkan dampak besar terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, baik dari segi ekonomi, regulasi, kepercayaan publik, maupun stabilitas industri energi.
Hal ini juga didukung oleh kasus penangkapan Dirut Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan beserta 9 direksi dan rekanan.
Dari sisi keuangan, skandal ini merugikan negara hingga Rp193,7 triliun per tahun 2023 dan diprakiraan mencapai 1 Kuadtriliun atau tepatnya Rp 968,5 Triliun dalam kurun 2018-2024 menurut jaksa agung.
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, kerugian ini belum memperhitungkan kerugian publik berupa kerugian membeli RON 92 namun kualitasnya dioplos sehingga oktannya tidak jelas antara RON 88, RON 90 dan aditif lainnya.
BACA JUGA:Pertamax Oplosan Mencederai Hak Konsumen, Ekonom: Aditif Celah Manipulasi Harga
"Kualitas yang tidak sesuai tersebut menyebabkan performance kendaraan menjadi turun dan menyebabkan kerusakan kendaraan di jangka panjang," jelas Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Sabtu 1 Maret 2025.
Selain itu, Achmad menambahkan, skandal ini juga berpotensi mempengaruhi arus kas, investasi, serta strategi pertumbuhan Pertamina.
Dalam hal ini, regulasi dan pengawasan terhadap BUMN energi diperkirakan akan diperketat untuk mencegah kasus serupa di masa depan, termasuk revisi kebijakan tata kelola rantai pasok dan transparansi impor.
BACA JUGA:Pendaftaran Mudik Gratis BUMN Dahana 2025 Dibuka 3-17 Maret, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
BACA JUGA:Real Betis vs Real Madrid 2-1: Antony Ganas, Carlo Ancelotti Ngamuk
"Di sisi reputasi, kepercayaan publik terhadap Pertamina tergerus akibat praktik pengoplosan BBM, yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan mitra bisnis," ucapnya.
Dari segi ekonomi dan keuangan Pertamina sendiri, Achmad menambahkan bahwa anak perusahaan pertamina seperti PT Pertamina Geotherma Energi terkoreksi turun tajam pada akhir Februari 2025 ini.
"Jika kasus ini terjadi pada perusahaan terbuka, skandal korupsi sebesar Rp 193,7 triliun akan memicu aksi jual dan tekanan pada harga saham yang akhirnya membuat Pertamina tersungkur lebih dalam," tegas Achmad.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
