Banjir di Bogor, Pakar IPB Ingatkan Pengawasan Tata Ruang Kawasan Puncak
Kepala Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, Prof Baba Barus -Dok. IPB-
Di samping itu, Baba menegaskan bahwa Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua sebenarnya dimanfaatkan untuk hutan, kebun teh, dan permukiman, baik sudah disusun dalam perencanaan ruang maupun tidak.
Sayangnya, sebagian pemanfaatannya kemudian berubah atau menjadi tidak sejalan seiring dengan perubahan perencanaan ruang.
“Idealnya, pemanfaatan ruang harus sesuai dengan perencanaan,” tegasnya.
BACA JUGA:Gencar Cegah Investasi Ilegal, OJK Bali Gelar ToT Bagi Anggota Satgas PASTI
BACA JUGA:Badai PHK Melanda Tanah Air Ditengah Lemahnya Daya Beli, Pengamat Ungkap Faktor Penyebabnya
Ia lantas menyoroti pengawasan terhadap pemanfaatan ruang yang lemah karena terjadinya penyimpangan.
Di mana, aturannya sudah ada pengalokasian permukiman, tetapi banyak terjadi perubahan pemanfaatan dalam kurun waktu tertentu hingga saat ini.
“Lokasi yang tidak sesuai peruntukan atau kemungkinan tidak sesuai daya dukung untuk pemukiman seharusnya tidak diizinkan jadi permukiman. Penggunaan citra satelit atau drone sangat mudah untuk memantau penyimpangan ini,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya perencanaan tata ruang yang detail dan didukung data akurat sehingga akan ada konsekuensi jika terjadi pengaturan kembali ruang.
Dalam hal ini, diperlukanlah pendekatan secara bertahap dan spesifik.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar pemerintah daerah memanfaatkan data yang ada, seperti peta bahaya, kerentanan, dan risiko, yang umumnya sudah ada di lembaga kompeten untuk langkah pencegahan.
BACA JUGA:BLUNDER! Penundaan Pengangkatan CPNS 2024 Sampai Oktober Dinilai Ancam Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:Langganan Jurnal Ilmiah Dibatasi Imbas Efisiensi Anggaran, Pemerintah Siapkan Skema Baru untuk PTN
Data tersebut, perlu dicek dan didetailkan kembali sebagai pijakan dalam menyusun langkah-langkah penting.
“Untuk keperluan operasional pencegahan, daerah berisiko banjir atau longsor harus dipantau secara sistematis, terutama di musim hujan. Di era digital, model deteksi dini berbasis spasial seharusnya bisa dikembangkan. Tentu dukungan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan aparatnya juga harus diberikan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
