Klarifikasi UI Soal Viralnya Penelitian Kombinasi Herbal dan Ayat Alquran Sebagai Antibakteri

Klarifikasi UI Soal Viralnya Penelitian Kombinasi Herbal dan Ayat Alquran Sebagai Antibakteri

lulusan Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) ini menemukan potensi kombinasi ekstrak herbal dan gelombang suara atau bacaan Alquran dalam melawan infeksi bakteri--Instagram FFUI

JAKARTA, DISWAY.ID – Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, menanggapi viralnya penelitian tesis mahasiswa Fakultas Farmasi, Dr. dr. Agus Rahmadi, M.Biomed, M.A., M.Si., Ph.D, di media sosial X.

Penelitian tersebut membahas potensi kombinasi ekstrak herbal dan gelombang suara dari bacaan Al-Quran dalam melawan infeksi bakteri Salmonella typhi (S. typhi), penyebab tifoid atau demam tifus.

"Menurut saya, dengan adanya publikasi ilmiahnya, maka secara keilmuan sudah diakui oleh peer bidangnya," ujar Arie saat dihubungi Disway, Senin, 17 Maret 2025.

BACA JUGA:Penelitian Buktikan Kualitas Air yang Lebih Bersih dan Sehat Lewat Studi Ilmiah Bio Disc 3

Ia juga merespons kekhawatiran masyarakat yang mempertanyakan kredibilitas UI akibat kasus pelanggaran disertasi yang melibatkan Bahlil Lahadalia.

Menurut Arie, masyarakat tidak perlu langsung meragukan kualitas UI secara keseluruhan hanya karena satu kasus.

"Kita perlu melihat dengan jernih, tidak bisa mengatakan semua jelek karena satu kasus. Maka dari itu, UI secara keseluruhan akan terus meningkatkan kualitasnya," tegasnya.

BACA JUGA:NGI dan RSAB Harapan Kita Ciptakan Keamanan Bagi Janin Ibu Hamil di Indonesia, Ini Keunggulan Penelitian NIPT-Pro dan CNVseq

Arie menegaskan bahwa UI terus membuktikan kualitasnya dengan meraih peringkat ke-4 terbaik di Asia Tenggara versi EduRank 2025.

BACA JUGA:Penelitian Buktikan Rutin Minum Teh Hijau Tingkatkan Kesehatan Otak Lansia

Bukan Sekadar Perpaduan Agama dengan Riset

Arie juga menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan Agus bukan sekadar menggabungkan unsur agama dengan sains.

Menurutnya, penelitian tersebut melibatkan ekstrak daun sambiloto dan kunyit untuk uji antibakteri.

Proses penelitian dilakukan di laboratorium, mencakup ekstraksi, fraksinasi, serta standarisasi bahan sesuai dengan persyaratan Farmakope Herbal Indonesia (FHI).

BACA JUGA:Jurnal Penelitian Ini Mengulas Perjalanan HMPV dari Unggas ke Manusia, Penyakit Zoonosis?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads