Poo Cendana

--
Meninggal di Singapura: 7 April 2025.
Jenazah tiba di Mendut: 14 April 2025.
Dikremasi: 7 Mei 2025.
Yang menghendaki jenazah pengusaha besar Murdaya Poo dikremasi di dekat candi Borobudur, Magelang, adalah istrinya: Siti Hartati Murdaya. Dia ketua umum Walubi, organisasi umat Buddha se-Indonesia.
Saya mesong ke Mendut, kemarin. "Jenazah Papa tiba di sini tadi malam sekitar pukul 20.30," ujar Karuna Murdaya, anak bungsu Pak Poo yang menyambut saya.
Jenazah itu diterbangkan dari Singapura ke Jogjakarta. Lalu dinaikkan mobil menuju satu vihara besar di desa Mendut, dekat Borobudur. Hartati yang membangun vihara itu. Jenazah Pak Poo disemayamkan di situ sampai tanggal 7 Mei depan.
Sepanjang jalan menuju vihara itu penuh dengan karangan bunga. Di kanan kiri jalannya. Juga di seputar halaman vihara. Ada dari Pak SBY, Bu Megawati, para menteri, Pramono Anung, Anies Baswedan...
Saya langsung terpana oleh terbelonya. Begitu kecil. Sangat sederhana. Peti mati Pak Poo itu tidak seperti pada umumnya terbelo pengusaha besar Tionghoa. Tidak ada hiasannya apa-apa. Tidak ada bunga. Petinya hanya ditutup kain polosan warna coklat muda.
Dugaan saya: harga peti mati itu hanya sekitar Rp 5 juta. Bukan yang Rp 100 juta, atau Rp 250 juta. Padahal ada peti mati yang harganya sekitar Rp 1 miliar.
Saya pernah melihat peti mati yang harganya segitu. Beberapa bulan lalu: ketika melayat teman baik yang meninggal di Surabaya. Petinya besar sekali, indah sekali, kayunya dari pohon utuh yang amat besar. Hiasan bunganya luar biasa menakjubkan.
Saya menyangka jenazah Pak Poo ditaruh di dalam peti mati mahal seperti itu. Sama sekali tidak. Ini mirip peti matinya orang miskin yang dapat sumbangan peti mati dari lembaga sosial.
Aula vihara itu juga tidak dihias. Kursi-kursinya pun bukan kursi VIP.
Sejak jenazah Pak Poo tiba, selalu ada yang membaca ''tahlil'' –doa-doa menurut agama Buddha.
Sekitar 30 orang yang bersamaan membaca doa. Laki perempuan. Campur Tionghoa Jawa. Dari berbagai vihara dan berbagai aliran Buddha.
Begitulah tiap hari. Sepanjang siang dan setengah malam. Sampai tiba hari kremasi nanti.
--
Pihak keluarga mengira saya akan bermalam di Mendut. Saya disiapkan kamar di kompleks vihara satunya --yang lebih dekat dengan Borobudur. Vihara Padmasambhava. Vihara ini dipercaya ''keagungannya'' karena terletak persis di tengah segitiga emas: Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon.
Saya memang pernah bermalam di vihara tersebut. Hartati Murdaya juga punya kamar tidurnya sendiri di situ.
Saat saya ngobrol dengan Karuna seseorang melapor: Pak Ahok datang. Terlihat Ahok masuk aula. Disertai Puput, istrinya. Terlihat juga Tenggono dari Wuling. Setelah Ahok berdoa di dekat jenazah, saya lambaikan tangan. Ia pun bergabung di meja kami. Ngobrol banyak hal.
Ahok yang akan bermalam di vihara bersama sang istri.
--
Bertemu Ahok saat melayat Pak Poo--
"Kenapa pilih dikremasi tanggal 7 Mei?”
"Itu hari ulang tahun perkawinan Papa dan Mama," ujar Karuna. Ulang tahun ke-53. Sekaligus berdekatan dengan hari bakti sosial tanggal 10 Mei dan hari raya Waisak tanggal 12 Mei.
Setiap menjelang Waisak Hartati memang selalu berada di Borobudur. Acara sangat besar dia laksanakan di situ.
Sambil menunggu hari kremasi, pihak keluarga mengurus izin ke kementerian kebudayaan. Sudah dapat. Juga ke instansi lain.
Sekitar 20 tahun lalu pernah juga diizinkan kremasi di dekat Borobudur –tapi bukan di area Borobudur. Yakni ketika seorang ulama besar Buddha meninggal dunia.
Lokasi kremasi Pak Poo nanti juga bukan di area milik Borobudur. Hartati sudah membeli beberapa petak sawah di dekat Borobudur. Salah satunya ada yang luasnya 5.000 meter.
Selama ini sawah-sawah tersebut ditanami padi. Hasilnya diambil oleh penggarap. Ketika Pak Poo meninggal padi di sawah tersebut sudah menguning. Sudah waktunya panen.
Di sawah itulah, menurut rencana, kremasi dilakukan. Di seputar apinya akan didirikan tribun untuk sekitar 1500 pendoa dari berbagai aliran Buddha. Termasuk ratusan orang dari Taiwan dan Thailand.
Doa-doa itu dipanjatkan dalam pengaruh wibawa Borobudur yang terlihat dengan sangat dekatnya.
Saya dengar hanya kayu-kayu khusus yang dipakai untuk membakar jenazah Pak Poo. Yakni kayu cendana. Akan sangat harum baunya –akan tercium oleh Candi Borobudur yang memberkatinya.
Di antara banyak orang di aula vihara itu terlihat ada satu yang berwajah India. Bajunya biru. Ia adalah salah satu dari empat perawat Pak Poo selama sekitar delapan bulan sakit di Singapura.
Empat perawat itu satu berdarah India, satu Tionghoa, satu Melayu, dan satunya lagi campuran Tionghoa-Melayu. Mereka sudah seperti keluarga sendiri.
Sehari sebelum meninggal, Pak Poo sudah tahu umurnya hanya tinggal hitungan jam. Menjelang tengah malam, satu perawat yang paling disayang harus pulang. Diganti perawat lain.
Saat si perawat pamit, Pak Poo bilang mungkin segera meninggal. "Tahan," kata perawat itu, "tunggu sampai saya bertugas lagi besok pagi," katanyi.
Lewat tengah malam Pak Poo kritis. Empat anaknya dipanggil ke rumah sakit. Tekanan darahnya terus menurun. Obat penahan tekanan darah itu sudah tidak mungkin lagi dinaikkan.
Pak Poo diberi tahu obat untuk menaikkan darah sudah mentok di batas atas. Memang masih bisa dinaikkan tapi akan berakibat fatal: pembuluh darah di otaknya akan pecah semua. Obat untuk menaikkan tekanan darah itu sudah diberikan 40 kali lebih tinggi dari yang semestinya.
Pak Poo pun tahu saatnya tidak lama lagi. Istri dan anak sudah kumpul. Pak Poo pun pingsan. Koma.
Pagi pun menyingsing. Matahari kian tinggi. Si kesayangan sudah kembali bertugas merawat Pak Poo.
Pukul 10.00 dokter memberi tahu: bahwa nyawa Pak Poo masih ada semata hanya karena obat dan alat. Begitu kadar obatnya sedikit saja diturunkan Pak Poo meninggal.
Maka diputuskanlah: keluarga berkumpul lagi. Untuk sembahyang, berdoa dan... setelah itu mempersilakan dokter mencabut alat-alat penahan nyawa.
Sudah banyak nikmat di hidup Pak Poo (lihat Disway 8 April 2025: Poo Makna) selama 84 tahun hidupnya. Pun setelah kematiannya. Amin.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 15 April 2025: Ijazah Penting
Ahmad Zuhri
Dulu waktu Aliyah dan masih kost di kota, saya jjg pernah melakukan itu.. Berhemat uang saku agar bisa melakukan eksperimen elektronik seperti itu, buat mini amplifier, merakit tape recorder, merakit trafo, dll.. bahagia sekali rasanya bisa membuat eksperimen kecil2 seperti itu. Sayang sekali ketiadaan informasi yg memadai pada waktu itu sehingga saya tidak bisa menempuh ke jenjang yg lebih tinggi, teknik elektronika atau teknik fisika jg boleh.. Waini.. karena situasi dan kondisi yg tidak memungkinkan, saya harus mengubur dalam2 keinginan itu.. Waktu kerja ada peluang sebenarnya bisa mewujudkan itu, tapi lagi2 saya ditempatkan di sesuatu yg berbeda dari keinginan awal.. ya udah, mungkin rejeki saya mmg blm di situ. Disyukuri dan dijalani saja, itu nasihat yg saya terima dan harus jalani sepenuh hati.. Alhamdulillah, kulo manut njenengan Gisti..
siti asiyah
CHDI pagi ini membuat saya sakit, sangat sakit. Tersebab kejujuran, keadilan dan persamaan hak sangat teraniaya dinegeri ini. Dan puncaknya mengerucut pada satu sosok presiden yang pernah menjabat dinegeri ini. Dikecamatan saya ada 10 desa, dari 10 desa itu hari ini telah ada 4 desa dimana jabatan perangkat desa-nya ``terhubung`` sebagai anak atau menantu sang kepala desa, silakan bayangkan bagaimana situasi kerja di pemerintahan desa tersebut, silakan bayangkan hubungan kerja diantara perangkat desanya dst dst.......dan 6 desa lainnya pengangkatan perangkatnya ``pasti`` terhubung dengan ikatan ``lainnya``, meski mungkin tak akan pernah digugat dan terbukti tapi kejujuran, keadilan dan persamaan hak teraniaya dan dihinakan serendah - rendahnya dan lebih menyakitkan lagi ketiga keresahan itu meluas se-kabupaten kami lantas ditangani kepolisian daerah, dengan memanggil sekian banyak saksi bahkan telah menyita barang bukti berupa uang yang jadi upeti , namun siapa tersangkanya tak pernah pasti, maka sempurnalah kesimpulaan warga biasa bahwa uang dan kekerabatan sangat berkuasa dan digdaya. Mungkin ketidak jujuran dan ketidak adilan itu tidak menimpa kita, tapi bila ada mereka yang ikut bersuara dan bertindak untuk mencegahnya agar tidak berulang dimasa datang , setidaknya ( meski dalam hati ) kita tahu kepada siapa keberpihakan kita berikan.
djokoLodang
-o-- Anak gadis: "Dari mana Ibu mendapatkan sebotol besar saus tomat ini?" Ibu: "Beli online. Ibu pilih yang dari Gudang, bukan dari toko. Jauh lebih murah." Anak: "Tentu saja. Tapi, Bu, Ibu tidak akan pernah menggunakan semua saus tomat ini seumur hidup Ibu." Ibu: "Tidak apa-apa. Itu nanti jadi bagian dari warisan Ibu untuk kamu. ..." --koJo.-
djokoLodang
-o-- ... Penting tidak penting kadang tergantung dari mana melihatnya. Juga tergantung pada siapa yang melihat. ... *) Seorang kakek berusia 87 tahun sedang duduk-duduk di taman.. Sendirian ... Tiba-tiba seekor katak melompat ke dekatnya. Langsung ditangkapnya dengan sigap. Ajaib, ternyata katak itu bisa bicara. "Kek, kamu sungguh beruntung. Bisa menangkap aku." "Kenapa beruntung?" "Cium lah aku dengan lembut." "Lalu?" "Aku akan berubah jadi putri cantik. Dan bersedia jadi istrimu." Kakek tersenyum, segera dimasukkanya katak itu ke dalam saku bajunya yang bertutup. Dikancingnya. "Kek, kakek, ... Kakek tidak percaya? Cium lah aku, dan kamu punya istri cantiiik...." "Tahu kah kamu? Untuk laki-laki seusiaku, lebih baik punya teman kodok yang bisa menemani ngobrol...." --koJo.-
Mirza Mirwan
Yang mula-mula menyoal ijazah Jokowi Palsu adalah Bambang Tri Mulyono, penulis buku "Jokowi Undercover". Ia menggugat soal Jokowi menggunakan ijazah palsu dalam pilpres 2019 pada tahun 2022. Kalau tak salah ingat gugatannya ditolak. Sebelumnya, tahun 2017 Bambang Tri dihukum 3 tahun penjara gegara buku "Jokowi Undercover". Sang kakak, Bambang Sadono yang (waktu itu) anggota DPD, mantan ketua Golkar Jawa Tengah, mantan ketua PWI Jawa Tengah dan mantan Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, mengaku tak tahu-menahu apa motif adiknya. Bahkan mengaku belum melihat buku "Jokowi Undercover". Lain lagi dengan Pak Susilo Tur, adik Pramudya Ananta Tur -- rumahnya tak jauh dari rumah Bambang Tri -- mengaku pernah didatangi Bambang Tri. Pak Susilo Tur kenal dengan Bambang Tri yang disebutnya sebagai Sufirizik, ngakunya sufi tapi masih kemaruk rezeki. Pak Susilo Tur diminta untuk menjadi saksi bila nanti diajukan ke pengadilan karena bukunya -- Pak Susilo Tur juga belum pernah lihat bukunya. Adik Pramudya itu mikir, kalau belum ditangkap polisi saja sudah "merasa" bakal menghadapi kasus hukum, berarti isi bukunya tidak benar. Pak Susilo lantas berkesimpulan: Bambang Tri itu simpatisan partai yang menjadi lawan partai pengusung Jokowi. Terkait ijazah Jokowi, saya yakin asli. Kalau yang dipersoalkan penggunaan font Times New Roman di sampul skripsi dan lembar pengesahan, saya sudah menggunakannya 6 tahun sebelum skripsi Jokowi. Pun sudah diakui pihak UGM, rektor dan dekan fakultas kehutanan.
Herry Isnurdono
Ijazah UGM Jokowi diributkan oleh para hater2 Jokowi. Pendukung kalah pilpres 2024 terutama. Hater2 Jokowi masuk penjara, karena masalah ijazah Jokowi, yaitu Bambang Tri dan Sugik Nur. Vonnis hukuman 6 tahun. Sepertinya akan terulang kembali, para hater2 Jokowi yg bikin fitnah dan hoax masalah ijazah UGM akan masuk penjara. Jokowi sudah kehilangan kesabarannya. Tim Hukumnya, salah satunya anak Otto Hasibuan (Wamenko Hukum, Imigrasi dan Pemasyarakatan dan HAM). Mereka tahu jika ijazah itu asli. Meskipun pihak UGM sudah memberikan konfirmasi keaslian ijazah Jokowi. Mereka tidak butuh kebenaran. Rasa kebencian kepada Jokowi, serta kekalahan jagoan Capresnya oleh Jokowi, selama 2 Jokowi menang pilpres, th. 2014 dan 2019, serta kekalahan pilpres 2024, utk pendukung 24 % dan 16 % tidak dapat diterima. Kita berharap proses hukum yg akan dilakukan oleh Tim Hukum Jokowi, merupakan efek jera bagi para hater2 Jokowi. Fitnah dan pencemaran nama baik Jokowi selama ini, biar diselesaikan disidang pengadilan, serta utk membuktikan tuduhan2 para pefitnah tsb. Karena Tim Hukum Jokowi, sudah menjawab bahwa Ijazah Jokowi akan ditunjukkan didepan Hakim, jika pengadilan meminta Jokowi utk menunjukkan ijazah UGM tsb. Ayo para hater2 Jokowi, yang selama ini rajin bikin fitnah dan hoax di sosmed dan Youtube, ttg ijazah palsu, jangan lari dan menghilang. Hadapi proses hukum. Resiko masuk penjara sudah menanti. Biar kapok.
Jokosp Sp
Kesimpulan tulisan pagi ini : hanya satu sisi apa untungnya dengan ijazah palsu, sementara orangnya sudah tidak jadi presiden lagi?. Tidak ada sisi keuntungannya untuk digugat?. Maaf Pak DI, dalam 1 mata uang logam itu selalu ada 3 sisi ( 1 sisi angka, 1 sisi gambar dan 1 sisi lainnya antara dua gambar ). Oke, sisi ketidak untungannya sudah dikupas Abah dengan Saiman dengan jelas. Namun coba lihat : Bagaimana sebuah perguruan tinggi/ Universitas mengeluarkan Ijazah Palsu?. Ini pasti bukan UGM nya, namun pasti oknumnya. Apakah ini bukan sebuah pelanggaran hukum?. Bukanlah semakin rusak perguruan tinggi di Indonesia?. Juga dengan semakin maraknya gelar profesor palsu ( kasus UI, kasus UNLAM ) dan mungkin akan lebih banyak lagi jika terbongkar. Jika perguruan tinggi sudah rusak, maka demokrasi juga sudah dirusaknya. Bukannya pengawal demokrasi itu ada di legislatif, yudikatif, eksekutif, perguruan tinggi dan media massa?. Jadi kalau eksekutifnya dan perguruan tingginya sudah tidak jujur dan berbohong bukannya sudah 50% pengawal demokrasi ini sudah rusak. Jadi jangan menyalahkan atau menganggap kerusakan demokrasi dan ekonomi selama 10 tahun periode kepemimpinannya Abah anggap itu baik-baik saja. Jangan sampai saya menganggap itulisan ini bentuk "pesanan" seseorang ya !!!!. Bagaimana seorang pemimpin negeri memberikan contoh buruk bagi rakyat dan bangsanya, jika memang itu nanti terbukti palsu. Apalagi Medianya juga sudah diatur-aturnya.....berarti sudah parah benar bangsa ini.
Marjan
Ijazah penting? Untuk apa? Andai kualitas pendidikan formal dari SD hingga PT sudah setara, baik dalam proses mau pun outputnya, bolehlah ijazah itu penting. PT ternama sekali pun, ternyata masih melakukan praktik kotor dalam prosesnya. Pembaca Disway tentu masih hangat ingatannya tentang ini. Ijazah tidak lagi menjadi satu-satunya ukuran kualitas akademik seseorang. Setidaknya gambaran secara umum. Lalu, pengguna lulusan harus melalukan apa? Tentu saja pengguna lulusan mempunyai deskripsi pekerjaan yang jelas dan kriteria kompetensi yang dibutuhkan. Sudah bukan jamannya menanyakan ijazah. Yang penting portofolio yang dimiliki calon yang akan menempati posisi yang dituju dan hasil pekerjaan yang diberikan.
Mirza Mirwan
Ini bukan tentang ijazah. Ini tentang lembaga pendidikan tinggi yang mengeluarkan ijazah. Di Amerika. Seperti Anda tahu, tahun lalu gegara serangan ugal-ugalan Israel di Gaza, merebaklah protes di kampus-kampus besar Amerika, terutama di 8 universitas yang tergabung dalam Ivy League. Protes yang pro-Palestina itu dianggap pemerintah Trump sebagai gerakan anti-Semitisme. Trump membentuk Joint Task Force to Combat Anti-Semitism (Satgas gabungan memerangi anti-Semitisme). Kepada 8 universitas Ivy League Satgas tersebut mengajukan 10 tuntutan yang harus dipenuhi bila ingin dana dari pemerintah federal tetap mengucur. Sebenarnya dana yang dimaksud bukan dana yang langsung untuk universitas, tetapi berupa beasiswa dan pinjaman untuk mahasiswa (student loan), sebab 8 universitas di Ivy League adalah universitas swasta yang tak mendapat dana dari pemerintah federal. Universitas Columbia -- yang mahasiswanya pertama kali protes dengan berkemah di kampus -- telah menyetujui 10 tuntutan itu -- antara lain tidak akan lagi menerima mahasiswa dari Timur Tengah. Tidak demikian halnya dengan Universitas Harvard. Ancaman pembekuan dana $2,2 miliar tak membuat Harvard tunduk. "Universitas (Harvard) tak akan menyerahkan independensinya atau melepaskan hak konstitusionalnya. Baik Harvard maupun universitas swasta lainnya tak bisa membiarkan dirinya diambil pemerintah federal. Oleh karena itu Harvard tak akan menerima persyaratan pemerintah sebagai perjanjian prinsip," kata tim hukum Harvard.
Nusantara Hijau
Kalau sudah seperti ini,tak penting lagi artikelnya. Yang penting komen -(komen)nya.
Harminto Andi
Mereka mengutak-utik ijasah Jokowi lagi tak lain dan tak bukan hanya untuk mengurangi pengaruh Jokowi di jagat perpolitikan. Dengan dibuatnya keraguan di tengah masyarakat atas keaslian ijasah jokowi, diharapkan masyarakat akan turun kadar "cinta mati" ke jokowi dan mengakibatkan berkurangnya pengaruh jokowi.
Johannes Kitono
Ijazah Abal Abal. Pada tahun 1980 an banyak tamatan SMA mau kuliah ke LN. Umumnya saat masih kelas 2 sudah punya ijazah SMA. Dengan nilai A + dan A - di rapornya. Syarat untuk diterima di Perti LN. Tentu itu ijazah abal abal. Hasil kerjasama Agen dengan oknum PD & K. Lucunya, banyak yang diterima di Perti Top dan selesai juga kuliahnya. Dengan bangga Agen itu bilang berkat jasanya sudah meluluskan 3000 sarjana. Sebagian besar anak konglo bahkan pejabat teras. Pernah dengar, anak pejabat yang jadi Dirut BUMN dengan titel akademis berderet hampir tutup name cardnya. Padahal, kata temannya ybs kerjanya di LN hanya main main dan tidak kuliah. Pulang ke Indonesia langsung jadi Dirut dengan name card mentereng. Pejabat type begini yang seharusnya digugat. Tapi tidak ada yang berani karena kantor ortunya ada di Bina Graha. Kalau dulu banyak Pahlawan Kesiangan. Ternyata now, lebih banyak Politisi yang kesiangan. S S H B .
Em Ha
Ternyata bius itu penting. Emakku cerita. Beliau menyaksikan tulang paha dan pinggul (semacam ball joint) nyi dibor, dipasang pen. Diperkuat dengan baut. Dikuas. Saya tidak bisa membayangkan kalau tidak dibius. Ternyata anastesi itu sangat penting. Tapi puasa sebelum dibius itu lebih penting. Cerita puasa. Ada pasien tunda operasi sebab puasa. Rencana operasi jam 8 pagi. Sudah diinstruksikan puasa. Jam 6 pagi persiapan operasi. Perawat kagek bukan kepalang. Ada sisa makan di piring nasi. "Ini siapa yang makan? " tanya perawat. "Saya" jawab pasien. "Kenapa makan? kan sudah disuruh puasa." cecar perawat. Pasien santai menjawab "Makanya saya sahur suster". Puasa beda persepsi. Bius Jokowi lebih hebat. Membumi. Cukup turun got. Terpilih dua kali. Esemka hanya kendaraan. Ijazah sudah lama tidak terlalu penting. Bius Jokowi menghilangkan rasa sakit 10 tahun. Sayang, bius itu tidak bisa diwarisi.
Er Gham 2
Ada pencuri yang protes kepada Umat, "Saya mencuri karena sudah takdirnya begitu". Umar menjawab, " Saya menangkap Anda juga sudah takdirnya begitu".
Thamrin Dahlan YPTD
Ijazah penting untuk melamar pekerjaan. Ijazah penting diperiksa kaslian nya karena banyak ijazah palsu. Penting tidak penting tergantung dari sisi mana anda berada. Sisi penggugat yes sisi tergugat yes juga untuk membela diri dari fitnah. Penting itu bersahabat dengan genting gunting dan terpelanting. Nah bagaimana akhir ijazah nan digugat dan seberapa genting permasalahan, yang jelas para pihak terganggu. Tidak bisa tenang bahkan tidak bisa tidur. Seharusnya lansia menikmati hadiah istimewa dimasa pensiun. Bukan malah menuai hasil kerja buruk versi penggugat ibu Megawati dan Pak SBY tampaknya menikmati kehidupan sehari hari. Tidak terganggu masalah (p)genting. Pun Pak JK, aktif diorganisasi sosial PMI dan DMi. Abah juga aman tenang malah setiap hari pukul 04.02 sudah menyapa dunia. Membacalah maka anda mengenal dunia, Menulislah maka anda di kenal dunia Terbitkan buku maka anda dikenang dunia. Salam3pena Penakawan Penasehat Penasaran
Johannes Kitono
Ijazah vs Enterprenur. Bagi mereka yang mendewakan ijazah. Coba dengan cerita ini. Ada seorang alumni Asrama Bruder Singkawang bermukim di Lampung. Setiap kali ketemu sesama alumni Asrama Bruder happynya bukan main. Pasti di traktir makan dan cerita nostalgia semasa hidup diasrama. Kumpulan 80 puluh anak laki laki yang harus ikuti disiplin seperti hidup di penjara. Suatu ketika kawan itu ketahuan main Liong Fu. Harus exit dari Asrama tanpa dapat ijazah. Pulang ke Lampung kerja keras buka Toko. Setiap ketemu sesama alumni selalu ngeluh." Ngai tidak sekolah tinggi terpaksa putar otak kerja keras ",katanya. Langsung dijawab : Bro, mau pilih mana. Punya S 1 dan S 2 tapi jadi kuli konglomerat. Benar juga sih, enak kerja sendiri katanya. Now, berkat kerja keras. Alumni tsb punya Mall Bumi Kedaton, Hotel Radisson, Super Market dan puluhan Chan Mart di Lampung. Biarpun ybs tidak punya ijazah sarjana. Tapi keempat orang anaknya tamatan Univ LN. Tentu saja ijazahnya pasti asli. Kalau Juragan Disway kia kia ke Lampung nginaplah di Hotel Radisson, Bandar Lampung. Kalau ketemu bozznya pasti dapat discount. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
Komentar: 91
Silahkan login untuk berkomentar