Populix Dapat Investor Baru, Total Senilai Rp 72 Miliar
Populix Dapat Investor Baru, Total Senilai Rp 72 Miliar-Istimewa-
Sejak berhasil mendapatkan pendanaan Seri A tahun 2022 lalu, Populix terus berupaya memperluas akses masyarakat terhadap riset.
Pada tahun 2023, Populix meluncurkan layanan Policy & Society Research, untuk membantu organisasi dan pemerintah dalam menganalisis sentimen publik, dampak kebijakan, dan tren ekonomi dan sosial.
Sementara itu, di sisi teknologi, Populix mengembangkan fitur NeXa, asisten riset berbasis AI yang dapat membantu memandu pengguna dalam melakukan riset, mulai dari merancang dan membuat kuesioner, mengakses kumpulan responden sesuai target, hingga menarik kesimpulan.
Tahun lalu, total proyek yang dilakukan oleh Populix bertumbuh 2 kali lipat, dengan 65% di antaranya berasal dari klien berulang (recurring clients).
BACA JUGA:Sinar Jaya Ugal-Ugalan Tabrak 4 Kendaraan di Cikarang, Ternyata Sopirnya Cuma Tukang Cuci Bus
Populix juga berhasil memperluas cakupan industri, meliputi klien sektor telekomunikasi dan pemerintahan, yang menunjukkan rekam jejak pertumbuhan Populix di industri riset.
Hal ini juga menggarisbawahi tingkat kepercayaan klien terhadap berbagai inovasi Populix untuk memastikan data dan insights yang relevan dengan bisnis dan institusi mereka.
Melalui pendanaan Seri B yang hari ini diterima, Populix berkomitmen untuk terus mengembangkan dan melatih model AI guna mengautomasi proses riset agar lebih cepat dan dapat diandalkan.
Selain itu, Populix juga tengah membangun synthetic respondents, persona buatan yang dihasilkan oleh mesin pembelajaran AI (machine learning) untuk meniru respons manusia dan memungkinkan proses pengumpulan data yang lebih cepat.
BACA JUGA:Ivan Gunawan Janji Buatkan Busana Pernikahan Gratis untuk Billy Syahputra, Tapi Ada Syaratnya!
Kedua pengembangan ini diprioritaskan agar para pemain industri dan pembuat kebijakan dapat memaksimalkan pemanfaatan AI untuk pelaksanaan riset mereka.
Jeffrey Seah, Founder and General Partner of MSW Ventures, menjelaskan bahwa dalam satu dekade terakhir, pemahaman mengenai “Riset Pasar” secara perlahan bergeser.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: